tajukonline.com – (27/11/2018) “Muhammadiyah berdiri di atas kepribadian dan sifatnya, itulah prinsip Muhammadiyah. Tetap mengambil jarak (yang sama) dari pergumulan dan kekuatan politik,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir pada pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin pagi (26/11),
Dalam politik tidak ada yang baru di Muhammadiyah, sejak Kyai Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) sampai kapanpun, lanjut Haidar.
Hal ini selaras dengan Wapres Jusuf Kalla ketika membuka Muktamar tersebut. Dalam sambutnnya JK menyinggung soal pilihan politik anggota Pemuda Muhammadiyah.
“Anggota pemuda Muhammadiyah tidak harus mengikuti pilihan politik Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar, yang kebetulan jadi koordinator jubir Timses paslon 02 Prabowo-Sandi,”kata JK.
“Saya menghargai Muhammadiyah pilih yang terbaik, bukan memilih yang paling keras atau hebat kampanyenya. Walaupun Dahnil di pihak 02, tapi tidak berarti anggota Pemuda Muhammadiyah harus ikut kebijakan politik dia (Dahnil),” lanjutnya.
Menurut Wapres dua kali itu, di tahun politik ini, demokrasi adalah jalan terbaik untuk memilih yang baik bagi bangsa Indonesia.
Tentu, lanjut JK, yang lebih tinggi Ketua Umum PP Muhammadiyah (Haedar Nasir) memberikan kesempatan untuk memilih yang baik sebagai perwujudan demokrasi yang baik.
Ditemui terpisah, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Azhar Simanjuntak mengamini apa yang disampaikan oleh Wapres, bahwa secara institusi, Pemuda Muhammadiyah netral dan tidak memihak, namun secara personal anggota Pemuda Muhammadiyah tentu punya pilihan politik. (Arief)