tajukonline.com – (6/12/2018) Black Campaign atau kampanye hitam menjadi ancaman paling serius diantara beberapa tantangan dalam geleran Pemilu dan Pilpres 2019. Hal ini menjadi kesimpulan yang dibacakan oleh Zilvia Iskandar pada saat menjadi host dalam acara Seminar Mahasiswa Angkatan 75 PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian) dengan tema “Peran Polri dan Instansi Terkait Dalam Penanganan Kampanye Hitam (Black Campaign) di Media Sosial Pada Pemilu 2019” di Auditorium Mutiara Kampus PTIK, Kamis (6/12).
Seminar tersebut diikuti oleh para mahasiswa angkatan 75 PTIK, para perwakilan BEM dan Mahasiswa Fakultas Hukum beberapa perguruan tinggi di Jakarta, perwakilan parpol peserta Pemilu 2019, utusan Polda Metro Jaya dan Polres jajaran. Hadir sebagai narasumber adalah Irjen. Pol. Dr. Gatot Eddy Pramono, M.Si (Kasatgas Nusantara), Brigjen. Pol. Drs. H. Budi Setiawan, MM (Karo Multimedia Div Humas Polri), Prof. Adrianus Eliasta Meliala (Guru Besar Kriminologi FISIP UI) dan Harimurti Wicaksono (Kabag Teknis Pengawasan Pemilu Bawaslu RI).
Hadir juga Ketua Komisi Pemulihan Umum (KPU), Arief Budiman, S.S, S.IP yang bertindak selaku pembicara kunci dalam seminar yang berlangsung setengah hari, dari pukul 08.00 hingga pukul 12.00 WIB.
Dalam sambutan pembukaannya, Direktur Akademik PTIK, Brigjen. Pol. Drs. Budi Siswanto, MH menyampaikan bahwa seminar ilmiah semacam ini rutin diselenggarakan oleh para mahasiswa PTIK, dan khusus untuk angkatan 75 beberapa hari lagi akan meninggalkan kampus karena sudah menyelesaikan studinya.
“Untuk tahun ini sengaja mengaangkat isu yang sedang ramai, yaitu adanya black campaign atau kamapanye hitam di media sosial pada Pemilu 2019 dan penanganannya. Kami sengaja mengundang peserta di luar mahasiswa PTIK, seperti mahasiswa Fakultas Hukum dan FISIP kampus sekitar Jakarta, para perwakilan parpol dan utusan Polda Metro serta Polres jajaran,”terang Brigjen Budi.
Satu per satu para narasumber memaparkan materinya selama lebih kurang 15 menit sebelum memasuki sesi diskusi yang dipandu secara interaktif oleh Zilvia Iskandar yang juga News Presenter Metro TV.
Ketua KPU, Arief Budiman menyebutkan bahwa Pemilu 2019 adalah sejarah bisa jadi yang terbesar di dunia. Dilaksanakan serentak untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten /Kota, DPD, dan pasangan Presiden Wakil Presiden. Lebih dari 800 ribu TPS, 30 triliun anggaran negara yang dikeluarkan, belum lagi uang yang dibelanjakan oleh para kandidat dewan maupun Capres Cawapres.
“Dengan lebih dari 800 ribu Tempat Pemungutan Suara, kita bisa bayangkan berapa panitia dari PPS, Panwas, petugas keamanan hingga pemantau yang terlibat. Wajar jika banyak negara di dunia menjadikan Pemilu Indonesia sebagai bahan studi dan kajian, “kata Arief Budiman. (arief)