tajukonline.com – (7/12/2018) Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, menanggapi calon presiden Prabowo Subianto yang mengomel pada wartawan terkait reuni 212. Menurut Jansen, omelan Prabowo itu sedang memijat saraf media yang sedang terkilir.
“Bukan hanya Prabowo saja yang muak, kita rakyat juga muak melihat media yang tak independen. Jadi media sekarang terkilir, Prabowo lagi pijat, biar saraf-saraf urat independennya kembali normal, sehat,” kata Jansen saat dihubungi, Jumat 7 Desember 2018.
Ia menambahkan, sudah puluhan tahun Prabowo menjadi tokoh publik dan narasumber banyak media, baru kali ini mengomel. Meskipun marahnya masih dalam batas wajar.
“Jangankan dia, aku saja beberapa waktu ini melihat banyak media yang sudah tak lagi independen. Berita sudah jauh dari kode etik jurnalistik. Partai Demokrat saja beberapa kali menggugat media ke Dewan Pers,” ujar Jansen.
Menurut dia, publik membutuhkan media yang netral. Ia mencontohkan, untuk reuni 212 dianggap layak menjadi berita. Sebab, tiga orang berdemo di depan Istana saja dulu diliput. Apalagi jutaan orang datang ke Monas.
“Ada media yang enggak beritakan itu kan aneh. Makanya aku sering bertanya ukuran media anggap sebuah kejadian layak jadi berita besar apa. Sehingga rakyat jangan sampai kehilangan kepercayaan pada media,” tutur Jansen.
Ia menegaskan, yang disampaikan Prabowo juga tak menggeneralisasi semua media. Namun, hanya media yang mengkhianati kode etik jurnalistik.
“Kalau bandingkan dengan Demokrat, enggak jauh beda dengan Pak Prabowo kemarin. Sebelum ke Dewan Pers, kami agak marah dulu juga sedikit. Baru kami masuk ke mekanisme penyelesaian pers,” kata Jansen. (art)