tajukonline.com – (11/12/2018) Pemandangan ini muncul di Gunung Semeru, gunung tertinggi di tanah Jawa, pada Senin pagi 10 Desember 2018 TU. Dan sontak bikin heboh, karena ketampakan awan mirip payung menutup puncak gunung. Sebagian bahkan melabeli pemandangan ini sebagai pertanda alam dalam ranah mistis, dg klaim salah satunya karena tak pernah terjadi.
Namun sesungguhnya pemandangan awan seperti ini kerap dijumpai, termasuk di puncak gunung. Ini disebut awan lentikular. Yakni awan stasioner (tak bergerak / menetap di satu tempat) yg terbentuk saat aliran udara menubruk suatu penghalang besar sehingga membentuk pusaran stasioner. Di pusaran itulah awan terbentuk, yg bisa bertahan mulai beberapa jam hingga berhari-hari kemudian.
Meski nampak indah, awan ini sesungguhnya berbahaya. Terbentuknya di puncak gunung menandakan bahwa hembusan angin setaraf badai. Bagi pesawat, pusaran angin yg membentuk awan lentikular ini berbahaya karena bersifat turbulen yg membuat pesawat terguncang guncang hingga kehilangan altitude dg cepat.
Berlawanan dg persepsi umum, awan lentikular justru sering dijumpai. Termasuk di puncak gunung sekalipun. Dalam catatan saya selama 2 tahun terakhir awan lentikular berkali-kali muncul di puncak Gunung Merapi. Meski catatan ini dikarenakan tersedianya sistem CCTV pemantau Merapi sehingga situasi gunung bisa diamati terus-menerus.
Awan lentikular juga dilaporkan pernah terbentuk di Gunung Ciremai. Juga di Gunung Slamet. Dan masih banyak lagi.
Jadi ini adalah awan biasa. Tak ada kaitannya dengan aktivitas vulkanik sebuah gunung berapi. Juga tak perlu ditafsirkan macam-macam karena sering terjadi.