Tanggapi La Nyalla, Politisi Gerindra : Pak Prabowo Memang Polos Soal Agama

Ahmad Riza Patria

tajukonline.com – (11/12/2018) “Kalau ditanya agama dia polos. ‘Saya ini bukan ahli agama’. Dia jujur mengakui bukan ahli agama. Bukan ustaz bukan ulama. Jangan minta Prabowo ceramah agama,” kata Riza Patria saat dihubungi via telepon Selasa (11/12).

Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan calon presiden Prabowo Subianto adalah orang yang polos jika ditanya soal agama. Dia menanggapi pernyataan La Nyalla Mattalitti yang menyebut Prabowo tak berani memimpin salat dan membaca Alquran.

Bacaan Lainnya

Riza mengatakan Prabowo selalu mengamini bahwa dirinya bukan ulama, ustaz, ataupun ahli agama. Begitu pula dengan cawapres yang jadi pasangan Prabowo, Sandiaga Uno. Riza pun berharap jangan meminta Prabowo atau Sandi untuk ceramah agama.

Sebelumnya, pada Selasa (11/12) siang, La Nyalla menyebut Prabowo tidak berani memimpin salat dan membaca Alquran lantaran tidak memahami ajaran Islam dengan baik.

Riza menilai pernyataan La Nyalla itu tidak substansial. Dia berpendapat pernyataan itu dilontarkan kubu lawan politik pendukung paslon Joko Widodo-Ma’ruf Amin karena takut kalah.

“Enggak Substansial. Ya, begitu kalau orang mau kalah. Biasa. Cari-cari yang enggak ada substansinya, enggak ada hubunganya,” kata Riza.

Riza pun menyayangkan kontestasi Pilpres 2019 diwarnai dengan pernyataan miring tanpa substansi. Menurutnya, soal ibadah adalah urusan pribadi seseorang.

“Masa saya ikutan menguliti Pak Jokowi, ya enggak perlu dong,” ujarnya.

Riza mengklaim Prabowo sudah memenuhi empat syarat sifat pemimpin menurut Nabi Muhammad SAW yaitu Shiddiq, Amanah, Tablig, dan Fathonah.

“Bandingkan saja dengan pemimpin yang lain. Incumbent atau tokoh yang lain,” lanjutnya.

Direktur Advokasi dan Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sufmi Dasco Ahmad meminta La Nyalla belajar Islam sebelum menuding Prabowo tak berani memimpin salat dan membaca Alquran.

“Yang ngomong itu (La Nyalla) juga tolong belajar Islam lebih banyak,” kata Dasco.

Dasco mengatakan kadar keislaman seseorang tak bisa diukur dengan berani memimpin salat atau tidak. Dalam setiap kesempatan ketika hendak salat, kata Dasca, Prabowo menghargai para kiai dan alim ulama untuk menjadi imam.

“Itu tandanya adalah rendah diri beliau dan rasa menghormati para ulama,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Menurut Dasco, bukan berarti dengan menjadi seorang imam salat maka kadar keislamannya lebih baik dari siapapun. Dasco mengatakan pihaknya tak mempersoalkan soal keislaman Jokowi.

“Tetapi bukan karena Pak Jokowi berani memimpin salat lalu kemudian kadar keislaman Pak Prabowo lebih rendah karena tidak mau mimpin solat,” ujar Dasco.

Sementara itu, Sekretaris BPN Prabowo-Sandi, Hanafi Rais menyebut Prabowo bukan dalam posisi tak berani memimpin salat. Menurutnya, Prabowo memahami adab dan syariat Islam dengan baik.

“Ngimamin salat dan baca quran kok untuk dipertontonkan, jatuhnya riya dan habislah semua amal saleh sebelumnya,” kata Hanafi.

Sebelumnya, La Nyalla mengatakan Prabowo tak berani memimpin salat berjamaah maupun membaca Alquran dengan baik ketimbang Jokowi. Sebab, menurutnya, Prabowo belum memahami ajaran Islam dengan baik.

“Pak Prabowo berani suruh mimpin salat? Enggak berani. Ayo kita uji keislamannya Pak Prabowo. Suruh Pak Prabowo Baca Al-Fatihah, Al-Ikhlas, baca bacaan salat,” kata dia. (arief)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *