Serukan Pemilu Tanpa Hoax, Netizen Manado Tanda Tangani Petisi

Kasatgas Nusantara, Irjen Pol Dr Gatot Eddy Pramono MSi

tajukonline.com – (14/12/2018) “Netizen.. Anti Hoax!!! NKRI… Harga Mati!!!,” yel-yel tersebut menggema dari ratusan Netizen Manado yang berkumpul di hall lantai 5 Hotel Fourpoints, kawasan Megamas Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat (14/12) malam.

Puluhan komunitas pegiat media sosial Kota Manado menggelar silaturrahmi yang diberi tajuk “Petisi Netizens Sulut Tolak Hoax” Mendukung Pemilu 2019 Aman, Damai dan Sukses. Diantara komunitas yang hadir adalah Manguni Cyber Sulut, Manguni Team 123 Lovers, Brigade Manguni Indonesia, HMI MPO, Rinte Tonsea, Garda Totozik dan masih banyak lainnya.

Bacaan Lainnya

Mereka menandatangani petisi untuk mendukung Pemilu 2019 berjalan damai dan aman tanpa hoax, ujaran kebencian dan radikalisme. Acara ini turut dihadiri Kasatgas Nusantara, Irjen. Pol. Dr. Gatot Eddy Pramono, M.Si dan Wakapolda Sulut, Brigjen. Pol. Karyoto serta beberapa pejabat Polda dan Polres.

Dalam sambutannya, Irjen Gatot Eddy yang juga menjabat sebagai Asrena Kapolri mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan semacam ini.

“Pemilu yang digelar serentak dengan pemilihan presiden telah membuat bangsa Indonesia terpolarisasi menjadi kelompok-kelompok sesui dengan dukungan dan identitas politik, ” kata Irjen Gatot.

Beberapa kelompok memanfaatkan pesta demokrasi lima tahunan ini untuk mempolitisasi keberagamaan berdasarkan identitas, baik etnik, agama maupun ras.

“Bangsa kita adalah bangsa yang beragam, ada ribuan suku bangsa, bahasa, adat istiadat, budaya hingga agama. Keragaman budaya adalah khazanah yang memperkuat republik ini, “lanjut jenderal bintang dua tersebut.

Kontestasi dan kompetisi untuk memperebutkan kursi kekuasaan, baik eksem maupun legislatif tak pelak menimbulkan gesekan dan memanaskan suhu politik tanah air.

“Dibentuknya Satgas Nusantara adalah dalam rangka mendinginkan suasana agar gesekan yang terjadi tidak mengarah pada konflik sosial, “terang Irjen Gatot.

“Meski jika kita cermati, pertarungan panas lebih banyak terjadi di dunia maya atau media sosial, namun tidak mustahil perdebatan akan berlanjut menjadi konflik di dunia nyata. Nah keberadaan netizens sangat strategis untuk meredam gejolak dan permusuhan dengan konter opini dan kontra narasi, “pungkasnya. (reimond)


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *