Egianus Kogeya dan anak buahnya harus ditangkap dalam keadaan hidup

Foto Egianus Kogoya, OPM.

tajukonline.com – (18/12/2018) Beberapa minggu terakhir nama Egianus Kogeya memang menjadi perbincangan. Tepatnya pasca pembantaian 31 pekerja proyek Trans Papua di Nduga. Egianus disebut-sebut sebagai pimpinan Kelompol Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB/ KKB) yang melakukan pembantaian tersebut.

Kini Egianus dan anak buahnya yang terlibat dalam pembantaian tersebut masih dalam pengejaran personel gabungan TNI-Polri. Sebelumnya, Egianus sudah mengklaim bahwa dirinya dan KKB di Papua lah yang bertanggungjawab atas pembunuhan 31 karyawan PT Istaka Karya tersebut.

Bacaan Lainnya

Pernyataan Egianus

Pimpinan KODAP III Ndugama Egianus Kogeya memposting di akun facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Dalam postingan tersebut, Egianus mengklaim jika dirinya bukan membunuh warga sipil yang bertugas sebagai pekerja proyek Trans Papua, melainkan, Egianus mengatakan jika yang mereka bunuh tersebut adalah aparat militer.

“Bukan warga sipil yang kami di tembak, tapi itu Anggora Militer murni TNI Denzipur dengan identitasnya lengkap dan 2 pistol sebagai barang bukti kami sita,” kata Egianus.

Demi memperkuat pernyataannya, Egianus mengatakan bahwa para pekerja itu selalu menggunakan kode 55. Dan menurutnya itu hanya diketahui oleh aparat militer Indonesia. Dan itu adalah TNI, menurut pantauan dan pernyataan Egianus.

“Apa artinya 55? Mereka pekerja satuan Denzipur selalu pake kode 55. Ini hanya tentara Indonesia yang tau. Mereka itu TNI,” kata Egianus.

Egianus kembali membuat pernyataan

Dan kali ini, Egianus kembali membuat pernyataan. Dalam pernyataannya itu Egianus menyebut bahwa pihaknya akan memboikot jalannya Pemilihan Presiden tahun 2019. Bahkan Egianus juga melarang seluruh pejabat baik Gubernur, Bupati hingga DPRD di Papua memberikan suaranya di Pilpres tersebut.

Video pernyataan Egianus ini diunggah di akun facebook TPNB. Dan dari keterangan diketahui bahwa Egianus berpangkat Brigjend yang merupakan seorang Panglima KODAP III Ndugama.

“Data lengkap akan menyusul.
Poin yang kedua adalah boikot pilpres 2019 jadi dengan tegas bahwa saya sampaikan bahwa Gubernur Papua dan Gubernur Papua Barat dan Bupati-bupati dan DPRD, DPRD tidak boleh kasih suara untuk pemilihan presiden 2019. Karena rakyat saya diharuskan oleh presiden sendiri. Dan saya bukan minta uang, bukan minta bangunan, bukan minta pelebaran kabupaten, bukan minta bikin jalan, bukan minta segala macamnya, saya minta pengakuan dilepas oleh NKRI. Saya bukan minta uang, bukan minta bangunan, bukan minta segala macamnya, saya minta pengakuan dilepas oleh NKRI, di pisah oleh NKRI, Papua mau tidak mau harus merdeka,” ucapnya.

KKB pimpinan Egianus sempalan dari Kelly Kwalik

Seorang pengamat terorisme yakni Sidney Jones menyebut bahwa kelompok yang dipimpin oleh Egianus merupakan pecahan dari KKB yang dipimpin oleh Kelly Kwalik. Kelly sendiri merupakan komandan dari sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Kelly telah tewas pada tahun 2009 lalu saat polisi melakukan penyergapan pada dirinya dan kelompoknya. Sementara itu, Egianus adalah putra dari Daniel Yudas Kogeya. Daniel adalah salah satu tokoh pro-kemerdekaan Papua. Daniel telah meninggal dunia sejak 2 tahun yang lalu. Namun, nampaknya kepemimpinannya diturunkan pada sang anak, Egianus.

Kapolri Jenderal Tito Kanarvian mengatakan bahwa Daniel pernah menyandera 26 Tim Ekspedisi Lorentz pada 8 Januari 1996 silam. Kala itu yang memimpin misi penyelamatan adalah Komandan Jenderal Kopassus yang saat itu ditempati oleh Mayjen TNI Prabowo Subianto.

Egianus dan anak buahnya miliki sifat militan dan usianya masih muda

Menurut pengamatan Sidney, diketahui bahwa Egianus dan anak buahnya sangat militan. Dan usia mereka mayoritas masih sangat muda.

“Biasanya OPM ini terdiri dari faksi-faksi. Di Nduga, satu faksi yang berkuasa dan sempalan dari Kelly Kwalik yang dulu bergerak di Timika. Tapi orang-orang ini muda dan lebih militan,” ujar Sidney.

Sidney berharap TNI-Polri tangkap Egianus dalam keadaan hidup

Sidney kemudian berharap bahwa personel gabungan TNI-Polri dapat menangkap Egianus dan anak buahnya dalam keadaan hidup. Menurutnya, jika mereka bisa ditangkap dalam keadaan masih bernyawa maka pihak aparat dapat memperoleh informasi penting mengenai OPM dari anggotanya hingga senjata yang mereka miliki.

Sidney juga berharap agar personel gabungan tak gegabah dalam memburu kelompok tersebut. Ia juga berharap supaya personel bisa benar-benar cerdik dalam melumpuhkan Egianus dan kelompoknya agar masyarakat sipil tak menjadi korban.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.