tajukonline.com – (20/12/2018) Sebagai agen perubahan sosial, mahasiswa dituntut mampu berkontribusi bagi peningkatan kualitas demokrasi di Indonesia. Karena itu, mahasiswa diharapkan dapat menjadi mesin pendingin (cooling system) bagi meningkatnya tensi politik di Pemilu 2019.
Demikian catatan penting yang disampaikan Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri Irjen Pol Gatot Eddy Pramono ketika memberikan kuliah umum di hadapan civitas academika Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) di Ciputat Banten, Kamis (20/12).
Kuliah Umum yang mengambil tema “Peran Strategis Mahasiswa dan Pemuda dalam Menjaga Kedamaian dan Kesejukan Pilpres Damai 2019” ini terselenggara atas kerja sama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMJ bekerjasama dengan DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK). Turut hadir Sekjen DPP PGK Riyan Hidayat.
“Mahasiswa agar menjadi elemen terdepan dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan. Mahasiswa berperan sebagai cooling systemdalam pemilu 2019 untuk menyejukkan situasi yang berpotensi memanas akibat tensi politik,” kata Gatot Eddy di kampus UMJ Ciputat, Kamis (20/12).
Dikatakan Gatot, sebagai komunitas intelektual yang di masa depan akan menjadi pemimpin bangsa, mahasiswa hendaknya selalu mengedepankan akal sehat dan analisa kritis dalam menyikapi sesuatu, termasuk informasi yang beredar di media sosial.
“Penggunaan media sosial sebaiknya dilakukan secara bertanggung jawab, di sinilah pemuda dan mahasiswa bisa berperan. Apakah berita yang beredar hoax atau bukan, harus diperhatikan agar tidak timbul masalah kerawanan sosial,” katanya.
Gatot yang juga menjabat sebagai Kasatgas Nusantara ini mengingatkan, tingkat literasi di Indonesia saat ini masih rendah, sehingga menjadi tantangan semua pihak untuk meningkatkannya. Karena itu dia memberi motivasi kepada mahasiswa untuk meningkatkan kualitas keilmuan dan memperkaya diri dengan kemampuan literasi yang kuat.
“Karena itu saya selalu menekankan agar mahasiswa menggunakan media internet untuk mengasah kualitas keilmuan, cari referensi sebanyak-banyaknya, dan jangan sampai terjebak untuk menyebar fake news,” kata Gatot.
Lebih lanjut Gatot menekankan, bangsa Indonesia saat ini sedang berproses menuju konsolidasi demokrasi yang lebih baik. Menurutnya, Pemilu dan Pilpres 2019 punya potensi kerawanan karena dilaksanakan secara serentak. Karena itu dia mengajak para peserta pemilu untuk menjunjung tinggi prinsip-prinsip etika demokrasi dalam berkompetisi.
“Kompetisi pemilu tahun depan sangat ketat, kami meengajak kepada semua pihak untuk menghindari black campaign dan negative campaign agar tercipta situasi yang kondusif,” tegas Gatot.
Irjen Pol Gatot Eddy dikenal sebagai salah satu perwira tinggi Polri yang intektual dan pemikirannya jauh kedepan. Kemampuannya memiliki relevansi dengan visi Promoter dan masa depan Polri yang memang diperlukan seperti Kapolri Jenderal Pol Tito Karnvian. (arief)