tajukonline.com – (22/12/2018) “Kami berharap tokoh lintas agama untuk tampil proaktif mendinginkan situasi politik tanah air yang cenderung memanas menjelang Pemilu 2019 mendatang,” kata Asrena Kapolri, Irjen Pol Dr Gatot Eddy Pramono, MSi, Sabtu (22/12/2018).
Hal itu disampaikan Irjen Gatot Edit ketika mewakili Kapolri menjadi pembicara kunci dalam acara Dialog Nasional Tokoh Lintas Agama dan Deklarasi Pemilu Damai, dengan tema “PERAN TOKOH AGAMA DI TAHUN POLITIK” yang digelar Majelis Ulama Indonesia di Grand Ina Hotel, Medan, Sumatera Utara, 22 Desember 2018
Lebih lanjut, Gatot menjelaskan bahwa bangsa Indonesia masyarakatnya masih patuh pada pimpinan-pimpinannya, maka diharapkan para tokoh lintas agama mengajak pengikutnya untuk menjaga dan mendinginkan suasana.
Irjen Pol Gatot Eddy Pramono juga mengajak seluruh komponen tokoh lintas agama agar tetap tenang dalam menghadapi suhu politik terlebih menjelang pemilu meningkat.
“Kita minta tokoh lintas agama mendinginkan suasana, bukan memanaskan karena bisa menimbulkan gesekan dan terjadinya konflik dan ini sangat berbahaya,” kata Irjen Gatot.
Acara yang digelar bersamaan dengan Hari Ibu 22 Desember dibuka langsung oleh Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto. Turut hadir di kursi ViP adalah Waka Polda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusindwihananto, Irwasda Polda Sumut Kombes Pol Eko Kristianto, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto, serta PJU Polda Sumut.
Hadir pula Ketua Dewan Pimpinan MUI dan ketua MUI se-Indonesia bagian Barat, Walikota Medan HT Zulmi Eldin, Ketua MUI Sumut, Ketua FKUB Sumut, Ketua Bawaslu Sumut, Ketua MUI Medan, Pimpinan ormas Beragama Sesumatera utara dan tokoh pemuda.
Dalam sambutannya, Kapolda Sumut mengharap kegiatan semacam ini jangan berhenti di tingkat pusat atau provinsi saja, namun harus ditindaklanjuti oleh pengurus MUI dan tokoh lintas agama di tingkat kabupaten bahkan kecamatan.
Sebelum memasuki sesi dialog dari narasumber, acara dilanjutkan dengan pembacaan serta penandatanganan Deklarasi Tokoh Lintas Agama untuk Pemilu 2019 Damai, Aman dan Sejuk tanpa hoax, ujaran kebencian dan isu SARA.
Dalam poin deklarasi, para tokoh lintas agama meminta kepada penyelenggara pemilu, dan aparat penegak hukum untuk bersikap tegas kepada siapapun yang menyebar hoax, fitnah dan segala upaya adu domba.
Mereka juga menyerukan para politisi peserta pemilu dan para kandidat agar mengedepankan politik santun dan kompetisi yang sehat dalam meraih kursi kekuasaan. (arief tajuk)
