tajukonline.com – (26/12/2018) Pemerintah Iran dilaporkan akan menggelar dialog dengan kelompok militan Taliban. Hal itu dilakukan untuk membantu proses perdamaian dengan pemerintah Afghanistan.
Kabar itu dilaporkan kantor berita Tasnim, mengutip salah satu pejabat tinggi keamanan Iran.
“Pemerintah Afghanistan telah diinformasikan terkait komunikasi dan pembicaraan yang dilakukan antara Iran dan Taliban. Proses ini akan terus berlanjut,” ucap Sekretaris Dewan Tertinggi Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani pada Rabu (26/12).
Tasnim melaporkan Shamkhani tengah berkunjung ke Ibu Kota Kabul hari ini. Lawatannya itu diketahui dilakukan guna menginformasikan pemerintah Afghanistan terkait dialog antara Iran-Taliban tersebut.
Hingga kini belum ada penjelasan lengkap dari Iran terkait pembicaraan itu. Tasnim juga tak mengungkap di mana pembicaraan kedua pihak itu terjadi.
“Republik Islam Iran selalu menjadi salah satu pilar utama stabilitas keamanan di kawasan dan kerja sama antara kedua negara (Iran-Afghanistan) tentu akan membantu menyelsaikan masalah keamanan Afghanistan saat ini,” kata Shamkhani seperti dikutip AFP.
Presiden Afghanistan telah mengumumkan rencana pemerintah membentuk sebuah tim untuk kesepakatan damai dengan Taliban.
Pembentukan tim tersebut dilakukan menyusul dorongan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sejumlah negara Barat yang meminta Afghanistan mengakhiri perang sipil dengan Taliban, yang telah berlangsung selama 17 tahun terakhir.
Afghanistan juga telah mendeklarasikan gencatan senjata sementara selama tiga bulan dengan Taliban pada Agustus lalu. Namun, gencatan senjata tersebut tak cukup membuat Afghanistan bebas dari serangan bom bunuh diri dan kekerasan yang dilakukan militan lainnya.
Pada Senin (24/12) lalu, bom bunuh diri dan penembakan terjadi di salah satu kompleks kantor pemerintah di Ibu Kota Kabul. Insiden itu menewaskan setidaknya 43 orang dan melukai puluhan lainnya.
Taliban dituding menjadi dalang dibalik serangan mematikan tersebut, meski belum ada kelompok militan yang mengaku bertanggung jawab atas insiden pada Senin sore itu. Juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, membantah tudingan itu. (rds/ayp)