Prabowo Sebut RI Miskin seperti Haiti, Apa Data Bank Dunia?

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan sambutan saat menghadiri peringatan 14 tahun tsunami Aceh di Pelabuhan Pendaratan Ikan, Lampulo, Banda Aceh, Rabu, 26 Desember 2018. ANTARA

tajukonline.com – (26/12/2018) Pernyataan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang menyebutkan penghasilan mayoritas penduduk Indonesia pas-pasan dan tak berbeda dengan sejumlah negara miskin–salah satunya Haiti–ramai diperbincangkan di media sosial.

Lalu bagaimana sebetulnya perbandingan kondisi perekonomian Indonesia dengan sejumlah negara itu? Salah satu cara yang bisa dipakai adalah dengan merujuk data yang dirilis oleh Bank Dunia khususnya angka yang menunjukkan produk domestik bruto (GDP) dan pendapatan nasional bruto per kapita (GNI per kapita).

Bacaan Lainnya

Di situs Bank Dunia www.data.worldbank.org disajikan data tiap negara. Data terbaru yakni pada tahun 2017, disebutkan Indonesia tergolong negara berpenghasilan menengah bawah (lower middle income) yang berlokasi di Asia Timur dan Pasifik tercatat memiliki GDP sebesar US$ 1,016 triliun. Adapun GNI per kapitanya mencapai US$ 3.540.

Bila menggunakan kurs saat ini Rp 14.600 per dolar AS, maka GDP Indonesia pada tahun 2017 sebesar Rp 14.813 triliun. Sementara GNI per kapitanya mencapai Rp 51,6 juta.

Sementara itu, di tahun yang sama, Haiti yang termasuk kelompok negara berpendapatan rendah berlokasi di Latin Amerika dan Karibia memiliki GDP sebesar US$ 8,408 miliar (Rp 122,58 triliun). Sementara GNI per kapitanya sebesar US$ 760 (Rp 11 juta).

Empat negara lainnya yang disebut-sebut Prabowo sebagai perbandingan perekonomian seperti Rwanda, Chad, Kiribati dan Sierra Leone juga mencatat GDP dan GNI per kapita yang angkanya di bawah Indonesia. Rwanda, misalnya, memiliki GDP sebesar US$ 9,137 miliar (Rp 133,21 triliun) dan GNI per kapita sebesar US$ 720 (Rp 10,5 juta).

Adapun Chad yang tergolong negara berpendapatan rendah (low income) mempunyai GDP sebesar US$ 9,981 miliar (Rp 145,52 triliun) dan GNI per kapita US$ 630 (Rp 9,2 juta). Sementara Sierra Leone memiliki GDP US$ 3,774 miliar (Rp 55 triliun) dan GNI per kapita US$ 510 (Rp 7,4 juta). Sedangkan Kiribati termasuk kelompok negara berpendapatan menengah bawah memiliki GPD sebesar US$ 196 juta (Rp 2,9 triliun) dan GNI per kapita US$ 2.780 (Rp 40,53 juta).

Sebelumnya Prabowo mempersoalkan banyaknya penduduk Indonesia yang hidup dengan penghasilan tidak layak, bahkan sama dengan negara-negara miskin, salah satunya Haiti, yang ada di Benua Afrika. Beberapa negara miskin yang disebut Prabowo antara lain Haiti dan Rwanda.

“Kita (Indonesia) setingkat dengan negara miskin di benua Afrika: ada Rwanda, Haiti dan pulau-pulau kecil Kiribati, yang kita tidak tahu letaknya di mana,” kata Prabowo, saat berpidato di gedung Majelis Tafsir Al Quran (MTA) Solo Ahad pekan lalu, 23 Desember 2018.

Kondisi tersebut, menurut Prabowo, sangat menyedihkan mengingat Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia. “Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah.”

Pernyataan Prabowo yang menyebut Haiti merupakan salah satu negara di benua Afrika ini lantas berkembang viral setelah ditanggapi di sejumlah media sosial. Bahkan di Twitter, hashtag #Haiti sempat menjadi trending topic pada hari Rabu dini hari, 26 Desember 2018.

Tak sedikit netizen yang balik mempertanyakan pernyataan Prabowo tersebut. Karena Haiti terletak di benua Amerika, tidak seperti yang diucapkan Prabowo yakni di benua Afrika.

Tidak hanya kali ini ucapan Prabowo yang menyinggung perekonomian Indonesia dan menyalahkan pemerintah berkembang viral. Sebelumnya, Prabowo pernah menyatakan bahwa 99 persen masyarakat Indonesia berada pada ekonomi pas-pasan.

Penghasilan itu, menurut Prabowo, juga belum bisa dinikmati oleh semua penduduk secara merata. “Masih banyak yang penghasilannya hanya Rp 30 ribu sehari,” katanya.

Badan Pusat Statistik atau BPS sebelumnya pada awal Februari 2018 lalu mengumumkan kinerja perekonomian Indonesia tahun 2017. Saat itu disebutkan berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 13.588,8 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp 51,89 juta atau US$ 3.876,8.

BPS menyebut perekonomian Indonesia tahun 2017 itu tumbuh 5,07 persen lebih tinggi dibanding capaian tahun 2016 sebesar 5,03 persen. Dari  sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 9,81 persen. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 9,09 persen.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *