Ma’ruf Nilai Prabowo Contoh Pemimpin yang Pesimistis

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dianggap telah menyebarkan ketakutan di masyarakat. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)

tajukonline.com – (28/12/2018) Pernyataan Prabowo Subianto bahwa Indonesia setingkat dengan sejumlah negara miskin di Afrika seperti Rwanda dan Haiti dianggap telah memberikan rasa takut dan kekhawatiran di masyarakat.

Lewat pernyataan itu, calon wakil presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin menilai Prabowo sosok pemimpin yang pesimistis.

Bacaan Lainnya

“Pernyataan seperti itu tak mendidik, pernyataan itu tak memberikan optimisme, bahkan memberikan rasa takut, ada kekhawatiran di situ,” kata Ma’ruf saat ditemui di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Kamis (27/12).

“Seharusnya pemimpin itu memberikan optimisme, bahwa masa depan kita akan lebih cerah, kami yakin itu,” kata dia.

Mantan Rais Aam PBNU itu lantas membantah pernyataan Prabowo tersebut. Ia menjelaskan bahwa kekuatan ekonomi Indonesia saat ini masuk dalam peringkat nomor tiga se-Asia, di bawah Tiongkok dan India

Ia juga mengklaim pemerataan kesejahteraan di seluruh wilayah Indonesia semakin baik berkat digalakkannya pembangunan infrastruktur dan berbagai program kesejahteraan bagi masyarakat.

“Dengan infrastruktur dan pelayanan kesehatan, ekonomi kreatif, pendidikan, justru kesejahteraan merata di seluruh wilayah indonesia, termasuk di Papua juga, kebijakan satu harga. Jadi yang dibangun tak hanya Jakarta, Jawa, tapi Papua dan Indonesia lainnya,” kata dia.

Calon wakil presiden Ma’ruf Amin mengkritik pernyataan Prabowo yang menyamakan Indonesia dengan sejumlah negara miskin di Afrika. (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Selain itu, Ma’ruf berjanji jika dia bersama Joko Widodo terpilih dalam Pilpres 2019, akan ada lompatan-lompatan prestasi yang lebih banyak lagi.

Ia menyatakan bakal memaksimalkan dan melanjutkan program-program yang telah termaktub dalam Nawa Cita Jilid I pada periode mendatang.

“Bila diberikan kesempatan, insyaallah akan ada lompatan yang lebih besar lagi, saya menyebutnya sebagai periode maximize utility, artinya memaksimalkan manfaat yang sekarang sudah diletakkan pada Nawa Cita pertama, jadi optimisme itu besar sekali,” kata dia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *