tajukonline.com – (3/1/2019) Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo angkat bicara terkait kabar 7 kontainer surat suara tercoblos nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin. Bagi dia, berita yang tak benar alias hoaks sudah meresahkan dalam tahapan Pemilu 2019.
“Berita hoax, fitnah, berujar kebencian dan SARA sudah pada tahap yang tidak bisa ditolelir lagi,” kata Tjahjo melalui pesan singkatnya, Kamis, 3 Januari 2019.
Tjahjo menjelaskan hoaks dan ujaran kebencian sudah merusak proses konsolidasi demokrasi pemilu jelang hari pemungutan suara pada April 2019. Ia menekankan, sejauh ini tahapan dan prosesnya sudah berjalan transparan dan demokratis.
“Mari kita gerakkan untuk lawan dan lapor kepada aparat kepolisian jika kita menerima berita-berita hoaks, fitnah, berujar kebencian yang merupakan racun demokrasi dan sudah membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa,” jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman, mengaku akan melapor ke kepolisian soal kabar tentang tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. Padahal, surat suara terkait Pilpres 2019 belum dicetak oleh KPU.
“Penyebarnya harus ditangkap,” kata Arief di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis dini hari, 3 Januari 2019.
Ia mengakui, rangkaian penyebaran hoaks ini sudah terlalu banyak. Namun, institusinya sudah mencoba merunut informasi bohong ini berawal dari pihak tertentu.
“Saya sudah coba merunut, ini dikirim ke siapa, ini siapa, banyak ini. Kami sudah laporkan ini ke Cyber Crime Mabes Polri dan mereka juga sedang melakukan penelusuran ini,” kata dia.
Terkait hal ini, Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief sempat mencuit agar kabar 7 kontainer surat suara dicek kebenarannya. KPU pun masih mempelajari cuitan Andi Arief tersebut. (ase)