tajukonline (5/1/2019) Jakarta, Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Kadir Karding, menilai tes baca Alquran yang diajukan ulama dan masyarakat Aceh kepada kandidat capres-cawapres bukan politik identitas. Pasalnya, keinginan itu datang dari masyarakat. Karding menilai pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebaiknya mengamini permintaan masyarakat dan ulama Aceh.
“Selama ini mereka mengklaim sebagai capres-cawapres hasil keputusan ulama dan selalu mendengungkan pemilih untuk patuh pada ulama,” kata Karding, di Jakarta, Senin (31/12).
Karding mengatakan, uji baca Alquran bukan politik identitas. Pasalnya, keempat capres-cawapres beragama Islam dan tidak bertendensi meminggirkan kelompok agama lain.
Permintaan masyarakat Aceh agar capres-cawapres menjalani tes baca Alquran wajar. Lantaran masyarakat Aceh selama ini hidup dalam nilai-nilai Islam yang tertuang dalam keistimewaan hukum daerah (qanun).
Selain itu, umat Islam yang merupakan pemeluk agama mayoritas berhak untuk tahu. “Khususnya tentang seberapa dalam calon pemimpin mereka memahami kitab suci Alquran,” kata Karding.
Dia menilai, uji baca Alquran penting untuk mengukur kesungguhan kedua kandidat mengamalkan dan menghayati agamanya. Dengan demikian, terlihat siapa di antara mereka yang sungguh-sungguh menjadikan agama sebagai bagian hidupnya. “Atau hanya sekadar ingin mempolitisasi agama untuk tujuan kekuasaan,” kata Karding.
Kemampuan membaca Alquran, kata dia, setidaknya membuat umat Islam sedikit tenang bahwa pemimpinnya tidak hanya matang jasmani, tapi juga rohani. “Sehingga pada mereka layak digantung harapan untuk kehidupan lebih baik di masa mendatang,” tandas Karding.
Pasangan nomor urut 01, Jokowi-KH Ma’ruf Amin sudah memberi sinyal bersedia ikut tes baca Alquran di Aceh. Sementara pasangan Prabowo-Sandi, yang disebut diusung dari Ijtima Ulama, justru menolaknya.