http://tajukonline.com – (9/1/2019) Presiden RI Joko Widodo resmi melantik Letnan Jenderal Doni Monardo sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pilihan Jokowi ini diapresiasi karena figur Doni tepat untuk menjadi nakhoda BNPB menggantikan Willem Rampangilei.
Pengamat pertahanan dan militer, Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati atau Nuning mengatakan eks Komandan Jenderal Kopassus itu sarat prestasi. Salah satu kelebihannya sosok Doni mampu merangkul elemen masyarakat.
“Ketika bertugas di Maluku Sebagai Pangdam Pattimura, ia piawai merangkul seluruh lapisan masyarakat hingga terwujud kondisi keamanan yang stabil. Program Emas Hijau dan Emas Biru menjadi andalan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan hasil bumi di hutan dan di laut,” kata Nuning, Rabu, 9 Januari 2018.
Dia menambahkan saat menjabat Pangdam Pattimura, Doni juga dikenal dengan program Emas Putih. Program ini dicap berhasil dan menuai perhatian positif. “Letjen TNI Doni Monardo mendapat pujian dari banyak pengamat militer di dalam negeri dan di luar negeri,” jelas dosen Universitas Pertahanan itu.
Kemudian, ia tak lupa saat Doni menjabat Pangdam Siliwangi dengan mencanangkan program Citarum Harum. Lewat program ini, lapisan masyarakat Jawa Barat saat itu bisa diajak terlibat dalam kesadaran bersih lingkungan bersama Prajurit TNI.
“Prestasinya terjun langsung memimpin para prajurit, ia sanggup bekerja hampir 24 jam sehari selama berminggu-minggu. Keuletan kerja inilah yang menarik bagi Presiden Jokowi sehingga layak dipromosikan sebagai Kepala BNPB,” tutur eks Anggota Komisi I DPR itu.
Lalu, ia menyinggung rangkaian bencana alam yang terjadi sepanjang 2018 memerlukan pimpinan BNPB yang tangguh dan tak kenal lelah.
“Manajemen bencana memang harus dibenahi agar semua stakeholder dapat terintegrasi. Sebagai Kepala BNPB, Doni diharapkan mampu mengkoordinir BMKG, Basarnas, TNI, Polri dan Pemda ketika situasi darurat bencana,” kata Nuning.
Terkait posisi Sekjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) yang ditinggalkan Doni maka menurutnya harus diisi dengan pengganti yang sesuai. Ia menekankan pengganti Doni harus bisa berorientasi terhadap sektor kemaritiman. Salah satu alasannya seperti persoalan konflik Laut Cina Selatan yang memerlukan perhatian.
“Tepatlah kiranya jika kali ini Sekjen Wantannas yang baru dijabat perwira tinggi dari TNI Angkatan Laut,” ujar Nuning.