http://tajukonline.com – (13/1/2019) “Dari apa yang saya saksikan, insya Allah beliau seorang muslim yang baik,” ucap TGB Zainul Majdi.
Hal itu disampaikan TGB dalam kegiatan silaturahmi perjuangan yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Wathan hari ini, Ahad, 13 Januari 2018 di GOR YPH PPD NW Pancor Lombok Timur. Pada kesemek tersebut TGB kembali menegaskan dukungannya untuk Jokowi dua periode sembari memaparkan alasan-alasannya.
Di antara alasan yang disampaikan oleh TGB mendukung Jokowi adalah melihat Jokowi yang sungguh-sungguh dalam bekerja menjalankan amanahnya sebagai kepala negara.
“Pada 2014 yang lalu, Pak Jokowi kalah besar di NTB. Meski demikian, setelah beliau dilantik, tidak kurang perhatiannya kepada NTB,” jelas TGB.
Semakin dekatnya kontestasi politik 2019, suhu politik Indonesia khususnya terkait dengan pemilihan presiden dan wakil presiden semakin memanas.
Dua pasang calon presiden dan wakil presiden aktif berkeliling menyapa masyarakat bersama dengan tim suksesnya.
Salah seorang tokoh nasional yang selama dua periode memimpin NTB yaitu TGB. Dr. HM. Zainul Majdi, MA juga telah menentukan pilihannya untuk Pilpres 2019 nanti.
Pilihan TGB jatuh kepada pasangan nomor urut 01 yaitu Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin.
Pilihan TGB jatuh kepada pasangan nomor urut 01 yaitu Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin
Lebih lanjut, Ketua Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan ini menjelaskan, jika Presiden Jokowi hanya berhitung-hitung masalah politik, NTB dengan jumlah penduduk yang hampir sama banyaknya dengan jumlah penduduk di Kabupaten Bogor, maka untuk apa Jokowi sering datang ke NTB dan memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan di NTB.
“Kalau hanya berfikir mendapatkan suara yang banyak untuk memenangkan kontestasi politik, NTB ini tidak menjadi sumber suara yang sangat menentukan jika dilihat dari jumlah penduduknya. Tapi meski demikian, selama saya menjadi gubernur dan berinteraksi dengan Presiden Jokowi, beliau sangat sungguh-sungguh bekerja dan memperhatikan pembangunan di NTB meski 2014 yang beliau alami kekalahan yang besar,” tegas TGB.
Terkait dengan isu yang belakangan ini santer digunakan untuk menyerang Jokowi yaitu isu kriminalisasi ulama atau pemimpin yang tidak peduli terhadap Islam, TGB menyebut bahwa itu semua tidak benar. Semua itu dilontarkan karena ketidaksukaan orang kepada Jokowi.
Kalau yang dimaksudkan kriminalisasi ulama itu lantaran dijadikannya Habib Rizik Sihab sebagai tersangka waktu pemerintahan Jokowi yang kemudian telah di-SP3-kan, maka apa yang dialami Habib Rizik sebelum pemerintahan Jokowi jauh lebih kejam.
“Sebelum pemerintahan Jokowi, Habib Rizik tidak hanya dijadikan sebagai tersangka bahkan sampai ditahan sampai berakhir masa tahanannya namun tidak ada yang berteriak kriminalisasi ulama’. Kemana orang-orang yang getol meneriakkan kriminalisasi ulama saat ini itu?,” papar TGB. (arief tajuk)