Gerakan Relawan Ganti Presiden di Kepri Tidak Laku

Ilustrasi--Thinkstock

http://tajukonline.com – (14/1/2019) GERAKAN relawan ganti presiden 2019 Kepri kurang laku. Sebab masyarakat Kepulauan Riau lebih memilih presiden yang telah dipercaya kinerjanya.

Hal tersebut dikatakan oleh sejumlah tokoh masyarakat di Kepulauan Riau.

Bacaan Lainnya

“Masyarakat di Kepulauan Riau pada intinya tidak menyenangi aksi dan cara yang tidak baik dalam menempatkan seseorang untuk menjadi pimpinan di negara ini. Buktinya, gerakan yang menyatakan gerakan ganti presiden 2019 tidak popular bahkan dilirik sama sekali oleh tokoh masyarakat di daerah ini,” kata Ketua Ikatan Pemuda dan Pemudi Kepri, Indra Irawan kepada Media Indonesia, Minggu (13/1).

Dia menyatakan, hal ini karena banyak sekali aksi-aksi gerakan relawan ganti presiden yang tidak populis bahkan menyudutkan salah satu tokoh. Akibatnya, masyarakat Kepulauan Riau yang sebagian besar sudah bijak memilih tidak mau ikut-ikutan dalam aksi yang selalu dianggap kontroversial.

Untuk daerah Batam sendiri, relawan ganti presiden tidak mendapat hati di masyarakat. Sebab, dinilai tidak relevan dan bertentangan dengan adat istiadat budaya Melayu, yang santun dan tidak menjelek-jelekan salah satu tokoh.

“Negara ini harus dipimpin oleh seorang yang bisa merakyat dan tidak menjadi alat bagi kaum pengusaha maupun birokrat. Pemimpin yang benar tentunya memperlihatkan gerakan yang mencerminkan kedamaian dan kenyamanan, bukan menuding dan mencari-cari kesalahan,” paparnya.

Senada dengan itu, tokoh masyarakat di Kepri lainnya Syafrizal menyatakan bahwa orang Melayu lebih suka menerima perubahan, akan tetapi bukan perubahan yang menjelek-jelekan saingannya.

Makanya ada gerakan yang menyatakan diri untuk mengganti presiden dengan cara yang tidak elegan dicibir masyarakat Melayu.

“Ya banyak kita lihat di grup-grup sosial di medsos yang selalu update untuk menyuarakan aspirasinya. Yang ada mereka menjadi bahan tertawaan karena jelas tidak masuk akal, pembangunan di Kepri sudah terlihat jelas dengan kepemimpinan presiden Joko Widodo, dan tanpa ada yang dibumbui dengan ujaran kebencian dan lain-lain,” katanya.

Tidak populernya gerakan ganti presiden di Kepri memang terbukti dengan pengunduran Kordinator lapangan (Korlap) Dewan Pimpinan Daerah presidium Relawan Ganti Presiden (RGP) 2019 Kota Tanjungpinang, Basyaruddin Idris.

Dia mengundurkan diri dari organisasi tersebut dengan sejumlah alasan yang setelah melihat perkembangan perpolitikan di Kepri dan nasional. Salah satu alasannya adalah ada ketidak samaan visi dan misi dalam gerakan ganti presiden 2019. Hal itu yang membuatnya memberikan penilaian gerakan tersebut tidak layak untuk diteruskan.

“Pengunduran diri ini murni dari keinginan saya. Tidak terpengaruh oleh pendapat orang lain. Ini setelah melihat berbagai perkembangan yang saya nilai tidak layak untuk diteruskan. Silakan bagi yang menggantikan saya untuk meneruskan. Akan tetapi saya sudah membulatkan pikiran untuk tidka terlibat lagi dalam gerakan itu,” ujar Bsayaruddin Idris yang disampaikan kepada jurnalis.

mengakui bahwa selama ada beberapa poin alasan mengapa di mengundurkan diri, intinya kata dia dilakukan karena pandangan politiknya tidak sejalan dengan aroma perpolitikan yang sehat. Dia memilih mengundurkan diri karena memang hal itu merupakan cara terbaik untuk tidak menjelekan salah satu tokoh dan bersuasana tidak saling menyakiti.

Seperti diketahui alasan pengunduran diri yang didapat jurnalis di Kepri itu antara lain; kesibukan pribadi yang tak bisa ditinggalkan, tidak adanya kesamaan visi dan misi pandangan selaku orang melayu yang mengedepankan adat dan adab dalam bertindak.

“Alasan lainnya, adanya keprihatinan dari diri saya sendiri terhadap masa depan Kepulauan Riau yang saya cintai. Saya akan mendukung politik santun,” tambahnya.

Dia yakin dengan surat pengunduran diri yang dibuat atas materai Rp6.000 itu merupakan klimaks dari pengamatannya terkait dukungan terhadap salah satu tokoh presiden. Dia menekankan bahwa tidak ada kesopanan dalam gerakan ganti presiden 2019 di Kepri.

Akan tetapi, dia tidak menjelaskan alasannya secara rinci karena menghormati pendapat anggota gerakan ganti presiden yang lain. (OL-3)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *