http://tajukonline.com – (15/1/2019) Pidato Kebangsaan yang dilakukan calon Presiden (capres) RI, Prabowo Subianto di Istora di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC) disebut tanpa teks pidato. Jika dicermati lebih dalam, di sekitar Prabowo berpidato ada yang namanya Prompter. Apa itu?
Pengial baca atau yang disebut juga teleprompter adalah alat bantu baca khususnya bagi seseorang yang ingin berbicara di depan umum. Dengan alat ini, orang tersebut akan terlihat seperti berbicara lisan tanpa menggunakan teks.
Awalnya alat ini digunakan oleh penyiar berita televisi agar dalam menyampaikan berita kepada penonton televisi terlihat seperti berbicara tanpa membaca.
Oleh karena itu, tulisan yang ditampilkan dalam teleprompter disusun menyerupai bahasa lisan, sehingga para penonton tidak merasa terganggu dengan aktivitas penyiar yang harus menundukkan kepalanya untuk membalikkan teks berita yang bersangkutan.
Kata TelePrompTer dengan huruf kapital berasal dari nama dagang sebuah perusahaan teleprompter yang pertama kali mengembangkan peralatan elektronik tersebut di tahun 1950-an.
Kata teleprompter tanpa huruf kapital dijadikan nama merk dagang umum karena diproduksi oleh banyak perusahaan di berbagai tempat.
Kata teleprompter yang juga disingkat dengan sebutan prompter atau prompteur, selain dipakai di Amerika Serikat, juga dipakai di Prancis dan Jerman.
Nah, saat pidato itulah, diduga sesekali Prabowo menggunakan alat tersebut yang ada di sekitar tempatnya berpidato. Teleprompter ini juga sering dipakai presenter televisi. Misalnya presenter televisi nasional SCTV, Beverly Gunawan.
Dikutip dari Liputan6.com, Beverly mengatakan, apapun materi yang akan dibawakan dalam berita nantinya akan muncul atau tampil lewat prompter.
Prompter juga dilengkapi dengan remote control untuk menggerakan teks yang tampil dalam layar.
Akan tetapi, presenter tak sepenuhnya selalu mengandalkan prompter. Mereka juga terbiasa untuk melakukan improvisasi saat membawakan materi berita.
Jadi, tak harus mengikuti sampai 100 persen teks yang ada muncul pada prompter. Selain itu, ada hal terpenting yang harus dilakukan presenter sebelum melakukan siaran. Presenter perlu menguasai dan mendalami materi berita yang nantinya akan dibawakan dalam siaran.
Walaupun ada alat prompter, tak ada jaminan bahwa prompter akan selalu hidup. Sewaktu-waktu prompter mati di tengah siaran, presenter dituntut untuk tidak boleh terlihat canggung di depan kamera.
Itulah sebabnya menguasai dan mendalami materi berita sangat penting untuk dilakukan oleh presenter.
“Intinya, saat siaran kita harus tetap mengerti materi yang akan kita bawakan. Prompter hanya sebuah alat bantu,” ujar Beverly. (*)