http://tajukonline.com – (17/1/2019) Jakarta, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan bahwa usulan dari Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab yang ingin mengganti tagar #2019GantiPresiden menjadi #2019PrabowoPresiden justru akan merugikan pihak Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.
Ia mengatakan, hal ini dikarenakan hasil survei tagar #2019GantiPresiden lebih banyak disetujui masyarakat dibandingkan dengan tagar #2019PrabowoPresiden yang belum banyak mengetahuinya.
“Yang mengetahui (#2019GantiPresiden) itu ada 75,0 persen ya,” ungkap Yunarto ketika memaparkan hasil survei di Kantor Charta Politika, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (16/1/2019).
Dia melanjutkan, lalu untuk tagar #2019GantiPresiden meski banyak yang mengetahui hanya mendapat 44,1 persen yang menyetujui. Sementara sebanyak 41,4 persen tidak menyetujui tagar tersebut.
“Dan, sebanyak 14,5 persen tidak tahu dan tidak jawab,” tutur Yunarto.
Maka itu, ia menilai inisiatif Habib Rizieq untuk mengganti tagar #2019GantiPresiden menjadi #2019PrabowoPresiden justru akan merugikan sisi elektoral pasangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.
“Kalau saya berani berspekulasi, kalau dalam konteks pertarungan tagar, ini akan berpotensi malah merugikan sisi elektoral dari Pak Prabowo-Sandi, minimal dalam konteks pertarungan di social media, dibandingkan mereka meneruskan gerakannya Mardani Ali Sera (#2019GantiPresiden),” jelasnya.
Di sisi lain, Yunarto turut memaparkan bahwa tagar #2019JokowiLagi masih kalah pamor dengan #2019GantiPresiden. Jumlah orang yang mengetahui gerakan tagar ini hanya 58,3 persen.
“Angka ini kalah dengan #2019GantiPresiden,” beber dia.
Ia menyebutkan, ada sejumlah faktor yang membuat gerakan #2019JokowiLagi belum diketahui banyak orang. Seperti tagar #2019GantiPresiden lebih dahulu muncul di dunia maya dan lebih luas segmennya.
“Ini bukan hanya yang suka dengan Prabowo. Tapi, menampung keseluruhan massa pemilih yang anti-incumbent atau Jokowi,” jelasnya.
(han)