http://tajukonline.com – (21/1/2019) Jakarta, Konsultan politik, Eep Saefulloh Fatah, mengomentari penampilan pasangan calon Prabowo Subianto – Sandiaga Uno dalam debat capres perdana Kamis 17 Januari 2019. Menurut dia, Sandiaga tampil segar, sedangkan Prabowo nyaris tenggelam dalam strategi Jokowi.
Eep menilai Sandiaga bukan saja segar dalam penampilan dan bahasa tubuhnya, tetapi juga gaya komunikasi dan beberapa pesan spesifik yang disampaikannya. “Sandiaga tampil segar, bagi penonton televisi dari rumah, yang tak hadir di dalam ruang debat itu segarnya sangat terasa,” ujar Eep melalui keterangan tertulisnya, Jumat, 18 Januari 2019.
Menurut dia, Sandiaga mengulang siasat debat di Pilkada Jakarta, yakni mengulang dan memberi penegasan pada kata dan frasa kunci. Beberapa di antaranya, adalah kepastian hukum, keadilan, lapangan kerja, penegakan hukum, untuk mendorong investasi dan Indonesia Makmur.
Sementara itu, Prabowo nyaris saja masuk ke dalam strategi lama Jokowi dalam debat capres 2014, yakni mengusuk emosi Prabowo agar gagal menjawab pertanyaan dengan bernas. Kali ini Jokowi memfokuskannya pada Gerindra, sehingga terasa personal bagi Prabowo.
Menurut Eep, Prabowo sebetulnya punya celah untuk memukul balik Jokowi, tetapi tak dapat menemukan kalimat yang yang tajam sehingga tak terelaborasi dengan layak. “Saya menduga, pesan utama Prabowo tak terlalu sampai ke penonton awam, orang kebanyakan,” ujar Eep.
Mantan konsultan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pilkada DKI Jakarta ini menambahkan, Prabowo sempat goyah saat dicecar dengan pertanyaan caleg mantan napi koruptor. Ia terlihat emosional dan sedikit kehilangan kontrol.
Padahal, dia melanjutkan, Prabowo bisa saja menimpali pertanyaan itu dengan santun, misalnya dalam bentuk doa. Dengan seperti itu penonton serta calon pemilih tak akan menilai Prabowo arogan dan balik menyerang terlalu keras.
Eep juga menilai pertanyaan dari kubu Prabowo-Sandi terlalu umum, tidak tajam dan kehilangan kemutakhiran. Bahkan pertanyaan soal lambatnya penanganan kasus Novel Baswedan tidak muncul. “Padahal dapat menjadi peluru tajam yang mengarah ke Jokowi, dan akan sulit mengalihkannya,” tutur Eep.