http://tajukonline.com – (30/3/2019) Saat berkampanye di Bandung, capres nomor urut 02, Prabowo Subianto membocorkan sejumlah nama menteri yang akan masuk kabinetnya jika terpilih pada 17 April mendatang. Nama-nama yang disebutkan Prabowo di antaranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ahmad Heryawan, Sohibul Iman, Zulkifli Hasan, dan Hinca Pandjaitan.
Selain itu, sejumlah nama juga dibocorkan Juru Bicara BPN, Andre Rosiade. Andre mengatakan, ada beberapa nama yang masuk menjadi kandidat Jaksa Agung jika pasangan Prabowo-Sandi menang Pilpres. sSalah satunya ialah penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Demikian diungkapkan Andre saat ditemui di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (29/3).
“Ada beberapa nama yang akan menjadi calon Jaksa Agung Pak Prabowo. Tapi semua berpulang pada beliau. Tapi saya kasih bocoran nih ada wacana mas Novel Baswedan, dia akan menjadi Jaksa Agung,” jelasnya.
Selain Novel Baswedan, kandidat Jaksa Agung lainnya ialah mantan komisioner KPK; Bambang Widjojanto dan Busyro Muqoddas. “Tapi semuanya berpulang kepada Pak Prabowo sebagai presiden. Tapi yang jelas Jaksa Agung Prabowo adalah orang bersih, yang punya integritas, tidak mungkin menyapu itu kita pakai sapu yang kotor,” jelasnya.
Jika terpilih menjadi presiden, Prabowo, kata Andre, memiliki hak prerogatif untuk memilih siapa yang layak menjadi menterinya. Nama-nama menteri ini disampaikan Prabowo karena pihaknya tidak ingin masyarakat memilih kucing dalam karung.
“Kami sebenarnya sudah mendorong Pak Prabowo untuk menyampaikan beberapa tokoh yang akan menjadi menteri supaya rakyat jangan lagi tertipu seperti 2014.
Pernyataan ( Jokowi) saya tidak akan mengangkat Jaksa Agung dari partai politik tetapi ternyata kader Partai NasDem yang jadi Jaksa Agung,” sindirnya.
Terkait posisi menteri apa yang ditawarkan Prabowo kepada AHY, Andre meminta kepada wartawan agar bertanya langsung ke Prabowo.
“Insya Allah dijawab sama dia beberapa nama. Saya rasa wajar untuk rakyat mengetahui siapa saja yang akan menjadi di menteri Prabowo,” kata dia.
Andre juga membantah dengan membuka nama-nama kandidat menteri tak dapat diartikan sebagai bagi-bagi jatah kursi jabatan. “Itu bukan bagi-bagi jatah, bukan bagi-bagi jabatan tapi menginformasikan rakyat supaya rakyat tidak beli kucing dalam karung,” jelasnya.
Rakyat, lanjutnya, berhak tahu siapa saja pembantu presiden. Sehingga presiden tak memilih menteri yang tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat.
“Saya rasa rakyat berhak tahu siapa Menteri Keuangan supaya tahu mau berutang lagi atau mencari solusi. Siapa Jaksa Agungnya supaya pemberantasan korupsi bisa berjalan dengan baik atau tidak. Siapa Mendagrinya, siapa Menteri Pertahanannya. Saya rasa rakyat berhak tahu. Kenapa rakyat berhak tahu? Supaya jangan beli kucing dalam karung seperti janji Pak Jokowi. Saya tidak akan utang ternyata kerjanya utang, saya tidak akan impor kebutuhan bahan pokok, ternyata impor,” jelasnya.
“Supaya ini tidak terjadi lagi, antara janji dan realita bisa tercapai. Rakyat berhak tahu siapa yang akan ditugaskan oleh presiden sebagai menteri untuk mengeksekusi kebijakannya,” tutupnya. [rnd]