http://tajukonline.com – (3/4/2019) Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo tidak sependapat dengan pernyataan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut korupsi di Indonesia seperti kanker stadium 4.
Di depan massa pendukungnya, Jokowi menegaskan bahwa peringkat indeks persepsi korupsi di Indonesia justru lebih baik ketimbang akhir era orde baru.
“Tadi malam disampaikan bahwa korupsi di Indonesia sudah stadium 4. Tahun 1998 Indonesia masuk negara terkorup di ASEAN. Indeks persepsi korupsi kita 20, tahun 2014 kami perbaiki jadi 34. Tahun lalu diperbaiki jadi 38,” kata Jokowi saat berkampanye di Stadion Kalegowa, Kabupaten Gowa, Minggu (31/3/2019).
Jokowi mengatakan, kenaikan peringkat tersebut menandakan bahwa pemerintah tak bermain-main dalam pemberantasan korupsi.
Menurut dia, siapa pun yang korupsi akan berhadapan dengan hukum. Banyaknya pejabat yang tersangkut kasus korupsi, lanjut dia, justru menandakan pemerintah tidak pandang bulu.
“Ada menteri yang masuk sel, gubernur masuk sel, ada anggota dewan DPR masuk sel. Benar enggak? Artinya kita tidak pandang bulu,” ujarnya.
Sebelumnya, mantan Menteri Sosial Idrus Marham telah ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena kasus korupsi yang menjeratnya saat menjadi sekjen Golkar.
Jokowi langsung mengganti posisi Idrus yang mengundurkan diri dengan politisi Golkar lainnya, Agus Gumiwang Kartasasmita.
Adapun untuk anggota DPR, yang terbaru adalah tertangkapnya Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy dan politisi Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso.
“Kita ingin perbaiki, korupsi dikurangi dan hilang dari bumi pertiwi. Jadi jangan bilang (korupsi) kita stadium 4,” kata Jokowi.
Prabowo sebelumnya kembali menyebut korupsi di Indonesia kanker stadium 4 pada debat kandidat pilpres putaran keempat, Minggu (30/3/2019) malam.
Debat yang mempertemukan antara Jokowi dan Prabowo itu mengangkat tema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan serta hubungan internasional.