http://tajukonline.com – (24/4/2019) Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin menganalisis data klaim kemenangan Prabowo-Sandiaga Uno sebesar 62 persen. Menurut TKN, data yang dimasukkan kubu Prabowo hanya sebagian dari hasil penghitungan suara di tempat pemungutan suara (TPS).
“Terakhir soal temuan kami, di Direktorat Saksi ini sempat diteror berita kemenangan Prabowo 62 persen. Datanya kami kupas, kami analisis, ternyata kami menemukan seperti ini,” ujar wakil Direktur Direktorat Saksi TKN Lukman Edi di Gran Melia Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (21/4/2019).
Lukman mengatakan TKN menemukan mekanisme penghitungan suara di Lampung dan DKI Jakarta dari kubu Prabowo. Menurutnya, data yang diambil kubu Prabowo hanya dari beberapa penghitungan suara di TPS.
Dia mengatakan TKN mengupas klaim kemenangan Prabowo yang pada angka 59,09 persen. Setelah dianalisis TKN, kubu 02 hanya memasukkan data dari 30 TPS di Lampung.
“Kami kupas yang klaim 62 persen, di sana ternyata kami dibuat 40,91 persen, menang 02, sebesar 59,09 persen. Ternyata, setelah kami lihat, bohong, dia hanya memasukkan 30 TPS di Lampung,” lanjutnya.
Begitu pula yang terjadi di DKI Jakarta, tutur Lukman. Total 40 persen rekapitulasi suara yang masuk, perolehan suara Jokowi-Ma’ruf Amin tidak jauh berbeda dengan real count KPU dan quick count mayoritas lembaga survei. Dari hasil tersebut, Jokowi-Ma’ruf menang di DKI Jakarta.
“DKI Jakarta juga seperti itu, kami sudah hampir 40 persen entri data. Data kami hampir sama dengan temuan di real count KPU dan quick count 3 lembaga survei. TKN 55,4%, real count KPU 54,2%, sementara di dua lembaga survei lain 51,74% dan 51,9%. Kami menang di Jakarta,” kata dia.
“Sementara pihak sebelah menyatakan menang di Jakarta. Setelah kami lihat, hanya 300 TPS dimasukkan. Sekali lagi ini kebohongan kedua,” kata Lukman.
Lukman mengatakan TKN akan terus menganalisis klaim kemenangan paslon 02 sehingga akan membuka data yang sebenarnya. Ia menambahkan, apabila data yang masuk sudah mencapai 40 persen, persentase suara tidak akan berubah secara signifikan.
“Kami akan setiap hari keluarkan kebohongan-kebohongan, kebohongan ketiga dan keempat. Ketika kami sudah entri data lebih dari 40 persen, karena angka naik-turun sudah stabil perolehan persentase kita,” tutupnya.
(tor/tor)