SEJARAH PANJANG KAWASAN MAKODIM 0709 KEBUMEN, SAKSI SEJARAH DARI TAHUN KE TAHUN

Kawasan Makodim 0709 memiliki sejarah panjang dan menjadi saksi kejayaan Kebumen masa lalu. Sebelum bernama Kebumen, wilayah ini dikenal dengan nama Pandjer atau Pandjer Nagari. Ibukota Pandjer Nagari berada di tempat yang kini menjadi Mexolie Hotel dan Kebon Raja yang kini menjadi Makodim.

Kawasan Makodim 0709 Kebumen pada masa lalu. (foto : dok tajuk)

Pandjer Nagari dipimpin oleh Kuwu Pandjer (kuwu = Yang Mulia). Penyebaran Islam di Pandjer salah satunya berawal di tempat ini dengan diutusnya Harya Baribin adik Brawijaya V oleh Gajahmada dari Majapahit. hal ini tersebut dalam Babad Banyumas dan dikuatkan dalam Tijdschrift Voor Indishche Taal Land En Volkenkunde 1900 dikuatkan pula dengan adanya situs Kuwu Pandjer dan Pamoksan Gajah Mada yang hingga kini masih lestari di dalam area Mexolie.

Bacaan Lainnya

TAHUN 1506

Dalam buku History of Java tulisan Thomas Stamford Raffles disebutkan adanya kebakaran hebat di ibukota Pandjer pada tahun 1506 M.

Peta wilayah Pandjer juga didapati dalam A Map Of Java tahun 1817 sebagai ibukota dari provinsi Bagelen.

TAHUN 1624 – 1628

Pada Masa Mataram Islam, Sultan Agung Hanyakrakusuma menjadikan Pandjer sebagai Pusat Prajurit, logistik perang dan Lumbung Pangan pasukan yang akan melakukan penyerangan di Batavia mulai tahun 1624 – 1628. Panjer saat itu dipimpin oleh Ki Badranala. Belanda berusaha menyerang Ibukota Pandjer dengan mendarat di Pantai Karanggadung Petanahan tetapi bisa digagalkan oleh pasukan pimpinan Badranala dan Sunang Geseng serta Singapatra.

Pada pemerintahan Sultan Amangkurat 1 ( Anak Sultan Agung Hanyakrakusuma) Pandjer dijadikan tempat Pelarian dari kejaran Trunajaya yang berhasil menguasai Kraton. Di ibukota Pandjer ini Amangkurat 1 memberi Gelar Ki Gede Pandjer III, pimpinan Pandjer saat itu yang merupakan cucu Badranala dengan nama Tumenggung Kolopaking. Trunajaya tidak bisa masuk ke Pandjer.

TAHUN 1747

Pada masa Perang Mangkubumi 1747, Pangeran Mangkubumi berdiam di Ibukota Pandjer dan didukung 30 ribu Prajurit Panjer serta 3 ribu pasukan Berkuda. Dengan kekuatan yang besar itu, terjadilah Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 dimana Pangeran Mangkubumi mendapatkan wilayah kekuasaan yang kemudian ia jadikan sebagai Kraton Ngayogyakarta. Pangeran Mangkubumi kemudian bergelar Hamengku Buwana I.

TAHUN 1825 – 1830

Perang Dipanegara/Perang Jawa terjadi pada tahun 1825-1830. Pangeran Dipanegara yang terdesak berhasil meloloskan diri ke Ibukota Panjer pada tahun 1828. Belanda menyerang ibukota Pandjer pada 1 juni 1828. Dipanegara berhasil menyingkir ke Panjer utara. Belanda kemudian mendirikan benteng kecil di Pandjer pada 15 Juni 1828 (sumber: Buku De Java Oorlog dan Rumpun Sejarah berdirinya Kodam VII Diponegoro). Pangeran Dipanegara berhasil dipancing keluar dari panjer menuju Menoreh pada 17 Februari 1830.

TAHUN 1832

Ibukota Pandjer kemudian dibumihanguskan dan dipindah ke Utara. Pandjer diubah nama menjadi Kebumen. Semua nama Pandjer dalam Peta Belanda dihapuskan.

TAHUN 1851

Bekas Ibukota Pandjer Nagari dibuat menjadi Pabrik Minyak Kelapa dengan nama NV. Oliefabieken Insulinde oleh pemerintah Hindia Belanda. Adapun Kebon Raja dijadikan Markas Militer Belanda.

TAHUN 1923

Pabrik tersebut berubah nama menjadi NV. Mexolie.

TAHUN 1942

Jepang menduduki Pabrik Mexolie dan Markas Belanda dijadikan Markas Kempetai Jepang.

TAHUN 1945

Pada 24 Agustus 1945 (sehari setelah seruan Presiden tentang Pembentukan Badan Keamanan Rakyat), Eks Chudancho Soedrajat, bersama 400 orang Laskar/Pemuda melakukan perlucutan senjata, amunisi dan peralatan militer Jepang serta pengambilalihan markas KEMPETAI di Pandjer serta menurunkan Bendera jepang dan menaikkan bendera Merah Putih. Selain di markas Kempetai Pandjer, beberapa lokasi lain di dalam kota Kebumen yang pada saat itu dihuni oleh Perwira Jepang juga diambil alih BKR.

Kepala Polisi Kebumen, Ajun Komisaris Soedjono memberikan pinjaman senjata kepada BKR untuk mengambil alih markas Kempetei berupa pistol Buldok 5 pucuk, pistol Colt Kuda 3 pucuk, pistol Mauser 1 pucuk dan senapan panjang (polisi) 24 pucuk. (Wawancara dengan eks Shodancho A.A. Dimyati di Kebumen pada 22 Januari 1991).

Pembentukan BKR Kebumen sendiri dilakukan di Kantor Polisi Kebumen (sekarang pusat kuliner kompleks pasar Tumenggungan) dipimpin eks Chudancho Soedradjat dan mendapat pengarahan dari eks Chudancho Sarbini. Saat itu hadir antara lain :

1. Eks Shodancho Soediyono, Soegondo, Dimyati.

2. Eks Bundancho Pratedjo, Koesni, Kliwon, Soepadi, Soerodjo, Soemarsono, D.S. Iskandar, Soekardi, Karsadi, Karsidi, Soepyan, Soerip, Soemari, Soediro, Soepardi, Marikin, Nasikoen, Soeparman, dan Djoefri.

3. Eks Gyuhei Badroen Asmara

4. Pemuda Satiyo

5. Brigadir Polisi Soepodo dan yang lain hingga terhimpun satu kompi.

Eks Shodancho Soepardiyo, Chanafie dan Soemrahadi datang menyusul setelah tiba kembali dari Bogor dan sempat beberapa hari singgah di Kutowinangun.

Berdasarkan Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945 dibentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Batalion III/Resimen Moekahar/Divisi V Purwokerto pimpinan Kolonel Soedirman berkedudukan di kompleks Pabrik NV. Mexolie/Nabatiyasa, Markas BKR Panjer, eks Pabrik Gula/Gor Gembira dan eks Gedung Kepatihan/MAN II Kebumen di desa Panjer dipimpin oleh Mayor Soedrajat kemudian digantikan oleh Mayor R. P. S. Rachmat. Adapun Bengkel Produksi Senjata bertempat di Sekolah Teknik (kini SMP N 7 Kebumen). Pada tanggal 25 Maret 1947 bengkel senjata kebumen diserahkan kepada Kementerian Pertahanan di Yogyakarta.

TAHUN 1946

Berdasarkan Penetapan Pemerintah No. 2 Tanggal 7 Januari 1946 Tentara Keamanan Rakyat diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Kemudian disusul dengan adanya Dekrit Presiden tanggal 26 Januari 1946, Tentara Keselamatan Rakyat disempurnakan dan ditingkatkan statusnya menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Batalion III berubah nama menjadi Batalion 64/Resimen XX/Divisi III/Pangeran Diponegoro dipimpin oleh Mayor R. P. S. Rachmat.

TAHUN 1947

Pada bulan Juni 1947 guna mempersiapkan berbagai kemungkinan adanya pelanggaran Belanda terhadap Perundingan Linggarjati (Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947) Markas Batalyon pindah ke Prembun menempati bekas pabrik gula Prembun (pada masa kependudukan Jepang menjadi Asrama Tentara Peta).

Sesuai dengan Keputusan Presiden pada tanggal 3 Juni 1947 Tentara Republik Indonesia (TRI) diubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI), dimuat dalam Berita Negara Tahun 1947 No. 24. Batalyon 62 dan 64/Resimen XX/Purworejo masuk ke dalam Brigade Mataram. Komandan Batalyon 62 adalah Mayor Panoedjoe dan Komandan Batalyon 64 adalah Mayor R. S. Rachmat.

AGUSTUS 1947

Comando Operasi Pertahanan Daerah Kedu Selatan (COP PDKS) dibentuk di Kebumen pada tanggal 5 Agustus 1947 (beberapa hari setelah Belanda menduduki Gombong) oleh Direktur Jenderal Angkatan Darat (DDAD) Jenderal Mayor Abdoel Kadir yang pada saat itu bermarkas di Pandjer Kebumen. Fungsi COP PDKS sebagai pertahanan terluar Republik Indonesia di wilayah barat guna menahan Belanda ke Yogyakarta. Komandan COP Kebumen pertama dijabat oleh Letkol Koen Kamdani (Komandan Resimen XX), lalu oleh Mayor Soedjono dari Resimen XXII, dan terakhir ketika Agresi Militer II dijabat oleh Mayor R. P. S. Rachmat, Komandan Batalyon Teritorial Kedu V di Kebumen.

COP PDKS berkedudukan di kompleks Pabrik NV. Mexolie/Nabatiyasa, Kebonraja Panjer, eks Pabrik Gula/Gor Gembira, eks Gedung Kepatihan/MAN II Kebumen di desa Panjer dan bekas rumah dr. Goelarso Sosrohadi Koesoemo, Kepala RSU Kebumen (kini Sekolah Taman Dewasa).

TAHUN 1948

Pada 19 Desember 1948 (Agresi Militer Belanda II) Kompleks Pabrik NV. Mexolie yang tengah dibumihanguskan oleh TNI dapat diduduki Belanda setelah menerobos garis status quo di Kemit. 4 Pejuang pelaksana bumi hangus dieksekusi di lapangan tenis Mexolie. Selanjutnya Kompleks Mexolie dan Kebonraja Panjer (markas COP PDKS) dijadikan markas Koninklijk Leger (KL).
Demi keselamatan Negara Republik Indonesia Pada tanggal 25 Desember 1948 dikeluarkan Instruksi Bekerja Pemerintah Militer Seluruh Jawa dengan No. 1/MBKD/1948. Berdasarkan instruksi tersebut pemerintahan tertinggi adalah Pemerintahan Militer. Semua alat kekuasaan negara di bawah militer, semua badan dan jawatan yang penting dimiliterisasi, serta berlakunya hukum militer.

TAHUN 1949

Pemerintah Daerah Militer Kebumen segera di bentuk. Menjabat sebagai Komandan PDM Kebumen pertama adalah Mayor R. P. S. Rachmat selaku Komandan Komando Distrik Militer/KDM. Adapun PDM pada awal dibentuk disebut juga Pemerintahan Gerilya sebab berada di tempat – tempat tersembunyi yang tidak dapat diketahui oleh Belanda. PDM Kebumen sejak dibentuk mengalami perpindahan beberapa kali yakni:
Di Dukuh Brondong, Kemejing, Kecamatan Wadaslintang dengan Komandan Mayor R. S. Rahmat (hingga bulan Agustus 1949).
Sejak 13 Agustus 1949 (Gencatan Senjata) sampai dengan masa penyerahan Belanda ke RI pada tanggal 27 Desember 1949 menggunakan Kantor Kecamatan Alian. Mulai 27 Desember 1949 kembali menggunakan kantor markas yang pada saat Agresi Militer Belanda II menjadi markas KL (Koninklijk Leger).

TAHUN 1951

Pada 3 Juni 1951 Mexolie kembali beroprasi di bawah Pemerintah Belanda.

TAHUN 1958

Berdasarkan Undang – Undang No. 13 tahun 1956 yang ditetapkan pada tanggal 3 Mei 1956 maka Hubungan Indonesia dan Belanda berdasarkan perjanjian Konferensi Meja Bundar batal. Perusahaan Belanda NV. Mexolie Kebumen dinasionalisasi. Pengambilalihan Pabrik dari pemerintah Belanda dilaksanakan oleh Mayor Soedjono dan Komandan PDM Kebumen Kapten R. Soehada Koesoemawardadja pada bulan Januari 1958. Mexolie kemudian diubah namanya menjadi Nabati Yasa dan sebagai Direktur Utamanya adalah Mayor Soedjono (1958 – 1961). Nasionalisasi Mexolie menjadi Nabatiyasa dalam pengelolaan Badan Penguasaan Industri dan Tambang (BAPPIT) Pusat.

TAHUN 1962

Pemerintah Daerah Militer (PDM) berubah nama menjadi Komando Distrik Militer (KODIM), termasuk juga PDM Kebumen berubah menjadi KODIM 0709/Kebumen.

TAHUN 1980

Nabatiyasa di kelolakan Perusda Jawa Tengah. Nabatiyasa berganti nama Sari Nabati.

TAHUN 1985

Pabrik Sari Nabati bangkrut dan tutup pada 1985.

TAHUN 1989

Pada tahun 1989 sebagian gedung pabrik Sari Nanti pernah disewa oleh pabrik rokok untuk menampung cengkih.

TAHUN 1990

Pada tahun 1990, pabrik Sari Nabati disewakan sebagai gudang bijih plastik, gudang beras bulog, kantor pajak, tempat penyimpanan sementara alat-alat berat RSUD, sampai penampungan sementara kompor dan tabung gas dalam program konversi Elpiji.

TAHUN 1990 – 2013

Lokasi bekas pabrik Sari Nabati sebagian digunakan untuk sarana olahraga yakni lapangan badminton, sekolah taman kanak-kanak serta perumahan yang disewakan untuk umum. Adapun sewa rumah di bekas kompleks prumahan karyawan Sari Nabati ini pun terhitung murah yakni Rp. 900.000/tahun.

TAHUN 2013

Pada tahun 2013 Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah pernah melayangkan surat kepada Bupati Kebumen terkait dengan Permohonan Pemberhentian Pembongkaran di bekas Pabrik Minyak Sari Nabati Kebumen.

Pada surat dengan nomor 716/101.SP/BPCB/P-IV/2013, tertanggal 11 April 2013 tersebut, memohon kepada Bupati Kebumen saat itu, H Buyar Winarso SE, selaku yang berwenang di wilayah dimana Komplek Pabrik Minyak Sari Nabati Kebumen untuk dapat menghentikan aktifitas pembongkaran bangunan yang ada di komplek tersebut. Surat Permohonan itu ditandatangani oleh Kepala BPCB Jateng Dra Sri Ediningsih MHum.

TAHUN 2014

Rabu, 14 November 2014 di kawasan bekas Mexolie dilakukan Peletakan Batu Pertama pembangunan hotel Mexolie Land oleh Ketua Umum Partai Golkar waktu itu, Aburizal Bakrie (ARB), dimeriahkan dengan kesenian tek tek dan tarian adat gambyong khas Kebumen.

Sejumlah kurang lebih 1300 orang yang terdiri dari unsur tokoh masyarakat dan masyarakat menghadiri dan menyambut kedatangan orang yang akrab dipanggil Ical. Ical saat itu juga sedang mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden Republik Indonesia ke 7.

Pendirian kawasan wisata terpadu, hotel dan restaurant di bekas pabrik Mexolie, berdasarkan MoU antara pihak PT Bumen Alam Indah dan Gubernur Jawa Tengah. Di mana PT Bumen Alam Indah telah mengontrak (mempunyai hak pinjam pakai) atas kawasan tersebut selama 30 tahun.

TAHUN 2016

Tanggal 23 Desember 2016 dilakukan soft opening Hotel Mexolie Kebumen oleh owner waktu itu, H. Buyar Winarso yang juga Bupati Kebumen periode 2010-2015. PT Bumen Alam Indah yang mengelola hotel sempat menjanjikan berbagai fasilitas ditawarkan. Mulai dari kolam renang, hingga taman buah. Tak hanya hotel, di tempat itu juga akan dilengkapi dengan arena bermain anak, waterboom, ruang pertemuan, kafe, salon kecantikan, hingga minimarket.

TAHUN 2017

Buyar Winarso, KH Yazid Mahfudz dan Muhammad Yahya Fuad. (foto : dok tajuk)

Jumat malam, 29 September 2017 digelar pentas wayang kulit semalam suntuk dalam rangka Grand Opening Hotel Mexolie Kebumen yang dibangun di bekas pabrik minyak kelapa (PMK) Sari Nabati Panjer. Menghadirkan dalang kondang yang juga Bupati Tegal waktu itu, Ki Enthus Susmono (almarhum) membedah lakon Pandawa Bangun Negara.

Acara dihadiri oleh Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono, Bupati Mohammad Yahya Fuad, mantan Bupati Buyar Winarso, jajaran Forkompinda Kebumen dan para tokoh lainnya. Menandai dimulainya pergelaran, Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono menyerahkan wayang tokoh Bima kepada Ki Enthus.

Warga menyayangkan pergelaran wayang kulit yang sejatinya disuguhkan untuk masyarakat tidak disediakan tempat yang layak. Bagaimana tidak, penonton sempat kocar-kacir saat hujan turun, karena tenda yang disediakan panitia sangat kecil. Belum lagi, warga yang menyaksikan wayang harus berdiri lantaran tidak adanya kursi.

TAHUN 2020

Suasana Makodim 0709 Kebumen saat ini. (foto : arief tajuk)

Rabu, 8 Januari 2020, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa melakukan kunjungan ke Makodim 0709. KASAD memastikan Makodim 0709 Kebumen bakal menempati lokasi baru di Jalan Lingkar Selatan persisnya di timur Terminal Bus Kebumen saat ini.

Bupati Kebumen, KH Yazid Mahfudz menyampaikan, pihaknya telah menyampaikan kepada KASAD, Pemkab Kebumen bakal menghibahkan lahan seluas 1,5 hektare yang berlokasi persis di di timur Terminal Bus Kebumen guna Makodim yang baru.

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa dan Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz. (foto : dok tajuk)

Sementara lokasi Makodim 0709 saat ini rencananya akan dibangun mall atau pusat perbelanjaan sebagai pusat ekonomi yang dalam hal ini akan dilakukan Perusda Provinsi Jawa Tengah.

(Dihimpun dari berbagai sumber).

Arif Yuswandono, pegiat media dan pemerhati kebijakan publik.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *