http://tajukonline.com – (11/8/2020) Tammy Duckworth menjadi salah satu yang digadang sebagai calon wakil presiden mendampingi Joe Biden dalam pemilu Amerika Serikat pada November mendatang.
Senator AS itu tercatat pernah tinggal di Indonesia dan mengenyam pendidikan di Jakarta Intercultural School. Dia bahkan fasih berbahasa Indonesia.
Dilansir dari Chicaco CBS Local, Duckworth mengaku akan membantu Biden dalam kapasitas apapun untuk memenangkan pilpres.
Dalam wawancara dengan “Fox News Sunday“, Duckworth mengatakan Biden sangat berhati-hati untuk memilih siapa yang akan mendampinginya.
“Saya katakan bahwa dia (Biden) sangat berhati-hati mengenai siapa yang akan dia pilih. Tapi sekali lagi, semua wanita yang namanya disebutkan (sebagai kandidat) sejauh ini sungguh luar biasa,” ujar Duckworth kepada pembawa acara Chris Wallace.
Dikutip dari situs Tammy Duckworth US Senator for Illinois, Duckworth termasuk di antara segelintir wanita Angkatan Darat pertama yang menerbangkan misi tempur selama Operasi Pembebasan Irak.
Penerima Purple Heart itu juga pernah menjadi Asisten Sekretaris Departemen Urusan Veteran AS.
Dilansir dari Biography, Ladda Tammy Duckworth lahir pada 12 Maret 1968 di Bangkok, Thailand. Ibunya bernama Lamai keturunan China dan ayahnya, Franklin berdarah Inggris. Karena ayahnya bekerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Duckworth harus berpindah dari satu negara ke negara lain.
Sejumlah negara pernah dia tinggali, mulai dari Thailand, Singapura, hingga Kamboja, dan Indonesia tentunya. Dia juga lancar berbahasa Thailand.
Saat Duckworth remaja, keluarganya pindah ke Hawaii. Dia masuk sekolah menengah hingga memperoleh gelar sarjana di Universitas Hawaii.
Setelah itu ia pindah dan memperoleh gelar Master of Arts jurusan Hubungan Internasional dari George Washington University di Washington DC.
Lalu melanjutkan studi di program Ph.D jurusan Ilmu Politik di Northern Illinois University (NIU).
Duckworth menikah dengan Mayor Bryan Bowlsbey dari Pengawal Nasional Angkatan Darat Illinois dan dianugerahi dua putri bernama Abigail dan Maile.
Saat berkuliah di NIU, Duckworth mendaftar di Korps Pelatihan Perwira Cadangan dengan Pengawal Nasional Angkatan Darat Illinois. Di sana ia dilatih sebagai pilot Blackhawk lalu pada 2004 ia dikirim ke Irak.
Di Irak, Duckworth menerbangkan misi tempur Operasi Pembebasan Irak hingga suatu hari helikopternya dihantam granat berpeluncur roket pada musim gugur 2004.
Akibat ledakan itu, Duckworth harus kehilangan kedua kaki dan kehilangan fungsi lengan kanannya.
“Saya terluka dalam pelayanan untuk negara saya. Saya bangga, itu merupakan tugas saya sebagai seorang tentara untuk pergi bertugas,” ujar veteran perang Irak itu.
Namun dia juga mengungkapkan rasa frustrasi karena para pembuat kebijakan AS gagal menandingi pengorbanan tentara Amerika.
Duckworth lalu dipromosikan menjadi mayor dan dianugerahi Purple Heart. Selama masa pemulihan di Pusat Medis Angkatan Darat Walter Reed, dia menjadi seorang aktivis dan mengadvokasi perawatan medis yang lebih baik bagi para veteran yang terluka dan keluarga mereka.
Pasca pemulihan cedera, kegiatan aktivisme Duckworth membawanya mengejar karier politik. Pada 2006, dia mencalonkan diri untuk Kongres tapi kalah dengan selisih tipis.
Presiden Barack Obama menunjuk Duckworth sebagai Asisten Sekretaris di Departemen Urusan Veteran AS usai terpilih pada 2009.
Dalam peran barunya, Duckworth berkoordinasi dengan Departemen Perumahan dan Pembangunan Perkotaan AS untuk menangani masalah tunawisma pada veteran, mengatasi tantangan yang dihadapi perempuan dan penduduk asli Amerika, dan mendirikan Kantor Komunikasi Daring.
Kemudian pada Oktober 2014, dia mengumumkan pengunduran diri dari militer.
Lalu pada 2016, Duckworth berhasil mencalonkan diri sebagai Senat AS melawan petahana Mark S. Kirk, menjadikannya wanita Asia-Amerika kedua yang memenangkan kursi Senat sekaligus wanita penyandang disabilitas pertama yang menyelesaikan tugas tersebut.