BOJONEGORO || TAJUKONLINE – Bulan Agustus nampaknya menjadi sesuatu yang tak pernah dilupakan oleh warga Negara Indonesia, bulan dimana Proklamasi dikumandangkan dengan lantangnya oleh Proklamator RI Bung Karno dan Bung Hatta. Bulan dimana kebebasan berdaulat sebagai sebuah Negara dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Yang mana kesemuanya itu diraih dengan tumpahan darah dari ribuan pejuang bangsa yang gugur di medan pertempuran. Pun dengan olah pandang nasionalis dari para pemikir negeri ini.
Jika kita tengok ke belakang, ratusan tahun lamanya bangsa ini pernah dijajah oleh bangsa lain. Diduduki layaknya sampan ditengah samudera, terombang-ambing derasnya ombak peperangan.
Atau bisa kita bayangkan bagaimana dahulu negeri kita pernah dikuasai layaknya sapi perah oleh bangsa lain. Sumber daya alam yang melimpah tanpa mampu kita nikmati, atau sumber daya manusia kita yang telah dirampok sedemikian rupa.
Menelik sejarah bangsa, nampaknya berbagai upaya telah dilakukan oleh para pahlawan kita. Perang fisik dan politik yang kerapkali mengalami kekalahan. Tapi mencoba bangkit kembali untuk merebut kedaulatan.
Semua perjuangan itu terbayar lunas pada 17 Agustus 1945. Ya, 77 tahun silam. Jika kita ingin membayangkan, rasanya seperti sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Bagaimana bangsa kita merdeka, berdaulat dan diakui kedaulatannya oleh bangsa lain. Bangsa Indonesia telah mampu berdiri diatas kaki sendiri.
Suka cita kemerdekaan tak lantas membuat kita benar-benar tegak. Terlalu banyak gonjang-ganjing yang pernah dialami negeri ini.
Dan kini setelah 77 tahun berlalu sejak Proklamasi dikumandangkan, kita bangsa Indonesia jangan sampai terlelap. Terpejam dalam kabut, terlena dalam nikmat. Cobaan masih saja menghantui untuk merebut segala sesuatu yang dimiliki negeri ini.
Lalu kita sebagai warga Negara tentu harus mampu menjaga dengan baik status kemerdekaan ini. Bukan hanya memaknai sesaat pada saat perayaan hari kemerdekaan saja, melainkan dengan menanamkan semangat nasionalime tinggi setidaknya kepada diri masing-masing, lalu tularkan kepada anak cucu yang membutuhkan arahan kita.
“Kita sebagai Bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman Suku, Budaya, agama, harus memiliki rasa kebersamaan dan kegotongroyongan untuk menjadi Indonesia yang merdeka dan penuh Kemajemukan, Ujar Anjas Barno, Spd., SH., MH selaku pengacara Kondang Bojonegoro.
Anjas juga menambahkan, bahwasannya kita sebagai bangsa Indonesia Yang baik Yang tidak ikut Berjuang Pada Waktu itu, kita bisa merayakan dan Mengisi Kemerdekaan Indonesia Dengan Hal hal yang positif seperti aneka Perlombaan, dan Syukuran serta Panjatan Do’a Do’a untuk negeri kita tercinta ini.
“Walaupun Kita tidak Ikut berjuang dalam memerdekakan Indonesia, Kita juga bisa mengisi Kemerdekaan ini dengan Aneka Macam Perlombaan dan Syukuran serta Panjatan Do’a Do’a untuk Indonesia Yang Baik, Tambah Anjas.
Diakhir Pertemuan, Anjas Selaku Pengacara Kondang Bojonegoro Mengajak Warga Masyarakat Indonesia Untuk bersama sama mengisi kemerdekaan ini Dengan Hal Hal yang positif, dan berdo’a Untuk Indonesi ” PULIH LEBIH CEPAT – BANGKIT LEBIH KUAT” .
Indonesia, pada-Mu aku mengabdi….. DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-77.
” PULIH LEBIH CEPAT – BANGKIT LEBIH KUAT”