Kalimantan Selatan || TAJUKONLINE – Seni Ilmu Beladiri Kuntau merupakan Budaya Bangsa dan ini seharusnya dilestarikan, karena Kuntau merupakan seni bela diri tradisi masyarakat Banjar, yang nyaris hilang seakan tergerus zaman yang kian menepi.
Sejarah Kuntau yang menurut lisan para generasi tua merupakan pencak silat warisan nenek moyang orang Dayak dari zaman dahulu kala, gerakannya banyak mirip dengan beladiri dari dataran China karena konon asal muasal suku Dayak berasal dari daerah dataran China, lebih tepatnya Yunan.
Dalam kesempatan ini Dr.(c) Syarif Hamdani Alkaf SH MH, sebagai pengasuh Majelis Ilmullah Mahabbatul Wujud Annubuwwah Alkaf, sekaligus pendiri Perguruan Seni beladiri Kuntau Harimau Putih Ali Keramatullah menyempatkan waktu untuk melihat dan mengikuti latihan di Perguruan Seni beladiri Kuntau”Harimau Putih Ali Keramatullah, Guru besar Abah Muh ( muhrani) dari kurau Handil gayam kabupaten Banjar Kalimantan Selatan adapun Perguruan ini diteruskan oleh anaknya Guru Iwan, untuk melatih,warga atau masyarakat yang ingin belajar ilmu beladiri Kuntau terang nya kepada media 30 Januari 2023 Wita.
Di Kalimantan Selatan, beberapa wilayah yang masih melestarikan bela diri kuntau.Atraksi para pendekar kuntau pun kerap ditampilkan saat acara perkawinan atau hajatan lainnya dan biasanya, tradisi ini disebut perkumpulan, yang dimana mereka beratraksi mempraktikkan jurus demi jurus dengan alunan musik serunai dan babun serta gong khas Banjar.
Guru Iwan merupakan anak dari Guru besar Abah Tuha Muhrani ” guru Iwan yang merupakan salah satu pendiri dan pelatih seni beladiri Kuntau Harimau Putih Ali Keramatullah Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Pada masa silam menurut Dr.( C ) Syarif Hamdani Alkaf, kuntau adalah Seni beladiri asli Kalimantan khusus nya Kalimantan Selatan, kuntau di zaman penjajahan Belanda para pendekar dan pemuda Banjar menggunakan teknik beladiri kuntau untuk melumpuhkan para penjajah Belanda juga pada zaman kesultanan Banjar,Para Pangeran, Raden Gusti putra putri Sultan juga belajar ilmu seni beladiri Kuntau , maka oleh sebab itu kuntau wajib di lestarikan jangan sampai hilang asli budaya Banjar.
Hamdani menjelaskan
Guru Iwan,adalah sosok seorang pemuda yang memiliki keahlian seni beladiri Kuntau beliau menggabungkan kuntau dengan silat dan Win Chun dan beberapa seni beladiri lain nya, juga dijelaskan dalam ajaran beliau mengutamakan harus tawadhu,lebih baik mengalah,akan tetapi jelasnya apabila harga diri terinjak, jangan ada kata mundur haram menyerah Waja sampai Kaputing, juga dikatakannya dalam ilmu bela diri Kuntau,beliau mengajar kan teknik cara pelepasan,langkah dan kuncian serta patikaman” Tutupnya.
Sumber:Gunawan