Tuban || TAJUKONLINE – Dialah “wali” yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa. Ia lahir sekitar tahun 1450 Masehi. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban -keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe. Masa itu, Arya Wilatikta diperkirakan telah menganut Agama Islam.
Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman.
Terdapat beragam versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang disandangnya termasuk Beberapa petilasannya sunan Kalijogo juga tersebar di Nusantara Seperti, Gresik,Cirebon, Tuban dan Masih Banyak Kota Lainnya Yang Diyakini Sebagai Petilasan Sunan Kalijogo.
Salah satunya Di Wilayah Kabupaten Tuban Tepatnya Di Desa Menilo Kecamatan Soko Dibawah Sebuah Pohon Besar terdapat Sebuah Cungkup Dan Gundukan Tanah Yang Saat ini sudah Direnovasi (di Cor) dan diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai Petilasan Sunan Kalijogo.
Petilasan Sunan Kalijogo yang terdapat di Desa Menilo Kecamatan Soko ini awalnya rerumbukan Bambu yang menurut Sejarah merupakan tongkat Sunan Bonang Yang tumbuh menjadi Rerumbunan Pohon Bambu.
Petilasan Sunan Kalijogo Di Desa Menilo ini kerap digunakan oleh masyarakat untuk mengadakan Kegiatan Sedekah Bumi (Nyadran Red),selain itu juga menurut warga sekitar Bahwasannya Pada Saat Pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) petilasan ini sempat di datangi oleh Rombongan 2 Bus Utusan Gus Dur pada Saat itu untuk melaksanakan Tahlil dan Kegiatan Lain.
Selain petilasan Sunan Kalijogo di Desa Menilo Ini terdapat Juga Beberapa Makam dan Pesarean yang juga merupakan Adik Dari Sunan Kalijogo yaitu Makam Dewi Wulansari dan makam prajurit Elite Kepercayaan nya yaitu Makam Mbah Pendek, selain itu juga masih satu komplek dengan Makam Dewi Wulansari terdapat juga makam orang yang merawat dan menjaga Dewi Wulansari yaitu makam Sayid Ali dan ada pula makam lainnya yaitu Makam Bupati Madura Pertama kali.
(Untuk Sejarah Pastinya Masih Dalam Penggalian Khusus oleh Awak Media Tajukonline bersama sesepuh Desa Menilo)
Masih Menurut Warga bahwasannya Renovasi Petilasan Sunan Kalijogo sendiri bantuan dari beberapa donatur dan hamba Allah pada saat itu untuk membangun Surau Dan Mushola yang sampai saat ini masih berdiri kokoh di Komplek Petilasan Sunan Kalijogo.
“Pada saat Desa Menilo saya pimpin pada tahun 2007 sejak itulah Kita mulai merenovasi Petilasan Sunan Kalijogo dengan dana seadanya dari Para Donatur dan Hamba Allah untuk Membangun Surau dan memperbaiki Mushola yang saat itu memang sudah ada namun kondisinya Rapuh, ujarnya.
Petilasan Sunan Kalijogo Ada Di Beberapa Tempat Di Nusantara dan Untuk Kepastiannya Allah Hualam Hanya Allah Yang Tau.
AGUS