KEBUMEN || TAJUKONLINE – Indonesia memiliki banyak geopark, salah satunya berada di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Geopark merupakan sebuah wilayah yang memiliki warisan geologi serta keanekaragaman geologi yang bernilai tinggi.
Selain itu, terdapat keanekaragaman budaya dan hayati yang menyatu dalam didalamnya. Tiga pilar utama dalam suatu geopark mencakup konservasi, edukasi dan pengembangan ekonomi lokal.
Sejarah Geopark Kebumen
Sejarah Geopark Kebumen dimulai pada tahun 2004 ketika Presiden Republik Indonesia menetapkan Kawasan Lanskap Karst Gombong Selatan (KBAK) sebagai kawasan pembangunan berkelanjutan.
Pada tahun 2006 kawasan Karangsambung ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Geopark Karangsambung – Karangbolong diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen di tahun 2018, yang akhirnya ditetapkan sebagai Geopark Nasional.
Kala itu Geopark tersebut meliputi wilayah Tengah, Utara, dan Karst di Selatan dengan luas 543.599 Km2 yang mencakup 12 Kecamatan dan 117 Desa dengan morfologi yang bervariasi meliputi lembah, perbukitan, dataran hingga pantai.
Kemudian, pada tahun 2023, nama Geopark tersebut diubah menjadi Geopark Kebumen dengan luasan yang diperluas menjadi 1.138,70 kilometer persegi daratan dan 21,98 kilometer persegi laut, mencakup 22 kecamatan dan 374 desa.
Memiliki Tiga Geo Trail
Geopark Kebumen memiliki tiga geo trail yang menggabungkan keragaman geologi, biologi, dan budaya dikutip dari situs brin.go.id.
Trail berwarna hijau mengarah ke Karangsambung mengungkap kisah The Mother of Java, trail kuning memperlihatkan Earth and Human Life, sedangkan geotrail ungu di selatan menggambarkan pesona pariwisata Kebumen yang sebagai “the warm of paradise”.
The Mother of Earth di Geopark Kebumen menyimpan kisah geologi unik. Dengan adanya bebatuan dengan warna yang bermacam-macam, menggambarkan pula jenis yang berbeda-beda.
Bila dilihat batu-batu tersebut terlihat indah akan tetapi dalam konteks geologi disebut the best evidence of tectonic theory in Southeast Asia. Karena itu sejak tahun 1964 kawasan ini sudah digunakan sebagai tempat pendidikan geologi lapangan yang hingga ini berkembang menjadi berbagai kegiatan edukasi kebumian dan geowisata.
Batu-batuan yang terdapat di kawasan lindung dan cagar sebagian juga masuk ke dalam situs, bila disimpulkan dari cerita geologi, Geopark Kebumen adalah tempat pertemuan antara lempeng Samudra Hindia dan Benua Asia.
Terdapat Sumber Air Panas Non Vulkanik
Geopark Kebumen juga menawarkan pengalaman unik dengan adanya krakal atau air panas. Berbeda dengan sumber air panas vulkanik seperti di Rinjani, Batur, dan Ijen, air panas di Geopark Kebumen berasal dari patahan dalam dan dipengaruhi oleh gradian geotermal.
Air panas ini memiliki suhu sekitar 38 hingga 39 derajat Celcius, dengan kandungan sulfur rendah dan tinggi garam. Sejak zaman Belanda, mata air panas krakal telah digunakan untuk tujuan penyembuhan.
Situs Karangbolong
Salah satu situs yang menarik perhatian di Geopark Kebumen adalah Karangbolong, bersama dengan Sagara View-nya.
Karangbolong menonjol dengan sisi geologi yang unik, dimana merupakan tinggian (horst), berlawanan dengan bagian timur hingga Yogyakarta yang merupakan rendahan (graben).
Morfologi ini terbentuk karena adanya patahan geser Kebumen-Muria di sisi timur dan patahan Cilacap-Pemanukan di sisi Barat. Menurut pakar, situs Gunung Api Purba Nglanggeran memiliki usia yang sama dengan batuan vulkanik di Karangbolong.
Keragaman geologi Geopark Kebumen mencakup elemen-elemen dari Geopark Global UNESCO Ciletuh-Pelabuhan Ratu di Sukabumi dan Geopark Gunung Sewu di Gunung Kidul hingga Pacitan.
Geopark Kebumen menggabungkan kekayaan geologi, keragaman budaya, dan keanekaragaman biologi. Budaya di Geopark Kebumen mencakup rentang dari Era Megalitikum, Hindu-Buddha, Islam, hingga masa kolonial, yang terkait erat dengan keragaman geologinya.
Kawasan ini juga kaya akan keragaman budaya seperti Mangrove Ayah, Hutan Pager Jawa, kelapa genjah entok, serta keberagaman biologi lainnya.
Jp