TAJUKONLINE – Menagih Slogan “Menang Mangkat Dewek”, Kalau Bisa Nomor Satu Kenapa Harus Nomor Dua?
Betul sekali ungkapan bijak yang mengatakan bahwa, “Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya akan lebih mudah kalau ada uang”.
Uang memang tidak bisa mengubah segalanya, tapi segalanya akan lebih mudah berubah kalau ada uang.
Uang memang tidak bisa membeli segalanya, namun segalanya lebih mudah dibeli kalau ada uang.
Begitu juga dalam politik, uang memiliki peran penting dan signifikan. Uang bisa menjadi faktor penentu yang mempengaruhi arah dukungan dan mengubah peta politik.
Dalam kontestasi politik, keberadaan uang itu seperti kentut, susah dibuktikan wujudnya, tapi besar dampaknya, bau busuknya menyengat dan bikin orang saling tunjuk hidung.
Dalam kasus menjelang Pilkada Kebumen 2024 misalnya, uang diprediksi bakal mengalir kesana kemari dan mengubah jalannya permainan (game changer).
Berikut beberapa fakta politik menjelang Pilkada Kebumen 2024 yang dipengaruhi oleh uang.
- Terpilihnya dr. Faiz Alauddin Reza Mardhika Sebagai Ketua DPD Partai Nasdem Kebumen, Ini cukup mengejutkan, seorang dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) yang sebelumnya tidak pernah berkiprah dalam dunia politik tiba-tiba banting setir dan terpilih sebagai Ketua DPD Nasdem Kebumen. Dilantik pada 21 Januari 2022 di Hotel Mexolie, Reza menggantikan ketua sebelumnya Awaludin Chamid. Dokter yang juga pengusaha muda ini adalah CEO Tradha Group yang bergerak dalam banyak usaha. Mulai dari pemborong, jasa konstruksi, ready mix, pom bensin hingga kuliner. Tidak dapat dipungkiri, terlepas dari prestasi dan potensi yang dimiliki, faktor utama terpilihnya Reza sebagai Ketua DPD Partai Nasdem Kebumen adalah karena uang
- Peningkatan 100 % Perolehan Kursi DPRD Partai Nasdem Pada Pileg 14 Februari 2024, Pada Pileg 2019, Nasdem berhasil mendudukkan 4 orang kadernya di kursi anggota DPRD Kebumen. Di bawah kepemimpinan Reza, pada Pileg 2024 secara spektakuler Nasdem berhasil mengantar 8 orang kadernya menjadi anggota DPRD Kebumen. Mungkin ini menjadi satu-satunya di Indonesia dimana perolehan kursi DPRD Partai Nasional Demokrat (Nasdem) meningkat 100 %. Boleh saja orang mengatakan semua karena strategi, mesin politik dan bla bla. Tapi semua taktik dan strategi tidak ada gunanya tanpa uang. Jadi faktor utama peningkatan 100% kursi Nasdem di Kebumen adalah karena guyuran uang.
- Diusungnya Lilis Nuryani Sebagai Bacabup Kebumen 2024 Oleh Partai Nasdem, Pada 4 Juni 2024, DPP Partai Nasdem secara resmi memberikan surat rekomendasi kepada Lilis Nuryani untuk maju sebagai calon bupati Kebumen pada Pilbup 2024. Lilis adalah ibu dari dr. Faiz Alaudin Reza Mardhika yang merupakan Ketua DPD Nasdem Kebumen. Seperti Reza, Lilis sang ibunda sebelumnya tidak punya rekam jejak sebagai politisi. Tidak punya pengalaman politik dalam semua tingkatan. Mungkin satu-satunya pengalaman dalam dunia politik adalah menjadi istri yang mendampingi suaminya berkompetesi pada Pilbup Kebumen 2015 hingga secara resmi menjadi istri bupati. Sebagaimana diketahui, Lilis adalah istri dari mantan Bupati Kebumen periode 2016-2020, HM. Yahya Fuad yang diberhentikan secara tidak hormat pada 2018 karena terjerat kasus korupsi. Dipilihnya Lilis yang minim pengalaman sebagai bakal calon bupati Kebumen, tentu karena uang. Dia atau keluarganya dianggap mampu dan mau menggelontorkan uang untuk biaya pemenangan.
- (Akan) Berkoalisi Dengan PKB, Dimana Zaeni Miftah, Ketua DPC PKB Kebumen, Bersedia Menjadi Bacawabup Lilis Nuryani, Beredar foto dan berita bahwa Lilis Nuryani akan berpasangan dengan Zaeni Miftah sebagai pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Kebumen pada Pilkada 2024 ini. Ini tentu menarik, sebagai Ketua DPC PKB Kebumen, Zaeni bersedia menjadi orang nomor dua. Padahal dalam kampanye Pileg kemarin, PKB mengusung slogan, “PKB Menang Mangkat Dewek”.
Terbukti jargon tersebut efektif menarik dukungan masyarakat, dimana PKB keluar sebagai peraih suara terbanyak pada Pileg 14 Februari 2024 kemarin, dengan 11 kursi di dewan.
Disisi lain, jajaran pengurus PKB Kebumen juga menyepakati bahwa sebagai Ketua DPC PKB, Zaeni Miftah harus maju sebagai calon bupati Kebumen.
“PKB Kebumen di Pilkada Serentak 2024 harus maju dan sepakat untuk mengusung Ketua PKB Kebumen Zaeni Miftah menjadi bakal calon Bupati Kebumen” tegas Sekretaris DPC PKB Kebumen Sri Hari Susanti pada acara Halal Bi Halal dan Konsolidasi DPC PKB Kabupaten Kebumen, di Pendopo Kediaman Zaeni Miftah, Sabtu (18/5).
Pertanyaannya adalah, apa faktor yang membuat Zaeni Miftah maupun jajaran elit juga kader PKB Kebumen rela menjadi nonor dua mendampingi Lilis Nuryani?
Padahal secara pengalaman politik antara Lilis dan Zaeni bagaikan langit dan bumi, jauh dari mana-mana.
Dari sisi perolehan suara, PKB Kebumen juga jauh mengungguli Nasdem, 11 banding 8.
Tanpa bermaksud rasis dan isu gender, Zaeni adalah laki-laki pribumi Kebumen dengan basis massa sangat kuat di masyarakat.
Sementara Lilis adalah seorang perempuan Sunda yang hanya mendompleng popularitas suami juga anaknya.
Jadi sekali lagi, poin apalagi yang membuat Lilis menjadi nomor satu, dan Zaeni rela menjadi nomor dua?
Kalo bisa nomor satu kenapa harus nomor dua?
Ada yang tahu jawabannya…?
Kata Mad Kemplu, “Kalah tampang menang uang, kalah pengalaman menang cuan, kalah disit menang duit”.
Redaktur : GONDRONG