KEBUMEN || TAJUKONLINE – Bupati Kebumen Arif Sugiyanto merespons slogan Kebumen Kembali Beriman yang kini mulai ramai di media sosial pada moment politik pemilihan kepala daerah. Ia menyayangkan mengapa slogan itu hanya dipakai untuk kepentingan politik sesaat.
Menurutnya, Kebumen Beriman bukan hanya sebatas slogan. Tapi juga harus dipraktikan dalam kehidupan nyata. Khususnya dalam menjalankan tata pemerintahan, yakni bagaimana menjalankan pemerintahan yang bersih dari korupsi, pelayanan yang baik, responsif, dan lingkungan yang sehat.
“Jadi Kebumen Beriman itu, saya kira jangan hanya sebatas slogan, yang tujuannya untuk kepentingan politik sesaat. Tapi jadikanlah Kebumen Beriman itu tertanam dalam diri kita, yang mengarah pada perilaku kita untuk menjadi lebih baik, khususnya kami yang berada dalam pemerintahan,” tuturnya.
Ia menanyakan, apa artinya kembali ke slogan Kebumen Beriman jika pemerintahannya tidak mencerminkan sesorang yang beriman. Misalnya korupsi, pelayanan buruk, proyek pembangunan mangkrak, lingkungan tidak terta rapi, kotor, ekonomi masyarakat lemah, perkotaan kerap banjir dan lain sebagainnya.
“Apakah seperti itu yang disebut Kebumen Beriman? Kalau memang Beriman harusnya Kebumen dulu bebas dari korupsi. Pelayanannya bagus. Kalau beriman apakah pernah dilaksanakan shalawatan di Alun-alun Kebumen. Sebelum-belumnya pernah nggak, saya tanya,” tutur Bupati.
“Alhamdulillah di masa pemerintahan kami sudah berulang kali ada shalawatan. Ada Habib Syekh, Azzahir sampai alun-alun nggak muat, kemudian Gus Azmi, terus semalam kita kembali adakan shalawatan yang hadir juga puluhan ribu. Sebelumnya pernah nggak seperti itu,” tambah Bupati.
Bupati bersyukur di era pemerintahannya tata kota sekarang bersih dan rapih. Hal ini ditandai dengan diraihnya Piala Adipura. Kemudian pelayanan publiknya masuk terbaik nasional, pertumbuhan ekonomi masyarakatnya juga semakin naik, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi provinsi. Selain itu, Kebumen juga meraih penghargaan Revolusi Mental dan Kota Kreatif dari Kementerian Pusat.
“Inilah yang disebut Beriman, bukan hanya sebatas Jargon, tapi harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bekerja. Alhamdulillah di masa pemerintahan kami bisa meraih 61 penghargaan nasional/regional. Mereka memberi apresiasi kepada pemerintahan kita karena dinilai semakin bagus,” tuturnya.
“Coba kalian bisa lihat dulu depan SMAN 1 Kebumen itu tertutup warung-warung, banyak sisa-sisa makanan dan minuman yang menyebabkan bau yang tidak sedap. Padahal itu SMA favorit kita yang banyak mencetak para pejabat. Alhamdulillah sekarang sudah bersih, terlihat lebih rapih. Seperti itulah Beriman,” tuturnya.
Bupati menyatakan, dirinya bukan tidak setuju dengan slogan Kebumen Beriman. Ia justru yang memasukan kata Kebumen Beriman dalam Mars Kebumen ciptaan Slamet Pramono guru SMAN 1 Kebumen. Selama ini, Kebumen tidak memiliki lagu mars maupun hymne yang menggambarkan jatidiri masyarakat kita beserta potensinya.
“Sekarang kita sudah punya mars dan hymne Kebumen ciptaan Pak Slamet Pramono, dari dulu kita nggak punya, dan sekarang sudah dipantenkan menjadi hak cipta. Lagu itu selalu diputar setiap ada kegiatan di masyarakat, dan saya yang memasukan kata Kebumen Beriman di situ, bukan yang lain,” jelasnya.
Bupati menuturkan, Kebumen itu banyak memiliki slogan yang lahir dari masyarakat. Seperti halnya Kebumen Ora Baen-Baen, Kebumen Pancen Maen. Kemudian sekarang ada Kebumen Semarak (sejahtera mandiri dan berakhlak). Bagi Bupati pengunaan slogan itu tidak masalah, sesuai dengan konteksnya.
“Jadi mau pakai Kebumen Beriman silakan, Kebumen Pancen Maen, Kebumen Ora Baen-Baen, Kebumen Semarak. Yang penting jangan hanya dijadikan slogan. Apalagi ini hanya dijadikan komoditas politik sesaat. Tentu sangat disayangkan,” tandas Bupati.
RED